Setelah kurang lebih setahun berada di Kota Makassar (tahun 2009), aku dan teman-temanku memutuskan untuk mendirikan satu organisasi kecil. Organisasi tersebut sengaja dibentuk, salah satu tujuannya sebagai wadah atau tempat kami untuk saling berbagi satu sama lain, seperti berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Organisasi yang dimaksud, kini bernama Wadu Tunti Community. Sebelumnya dan awal dibentuknya diberi nama Terapi Intelektual Mahasiswa Bumi Pajo. Beberapa tahun kemudian, namanya berubah menjadi Ikatan Pelajar Mahasiswa Bumi Pajo. Perubahan nama tersebut, tentu berdasarkan berbagai alasan dan pertimbangan. Dan, Wadu Tunti Community merupakan nama yang dirasa sangat cocok karena telah menghimpun seluruh pelajar dan mahasiswa yang berasal dari wilayah Kecamatan Donggo (Bagian Barat), Kabupaten Bima.
Di organisasi ini, khususnya aku sendiri, banyak sekali pengalaman yang kuperoleh. Pahit manis, segala macam, pernah aku rasakan dan alami di organisasi ini. Bahkan, organisasi inilah, salah satunya, yang membentuk kepribadianku. Aku dan teman-teman bisa dengan leluasa belajar di sini. Berbagai pengalaman yang aku dapatkan di organisasi-organisasi lain, aku selalu menerapkan di organisasi atau komunitas WTC ini. Dengan harapan, WTC juga bisa berkembang dan lebih baik lagi ke depannya.
Berbagai pengetahuan dan pengalaman yang kudapatkan di organisasi ini, tentu tak akan kulupakan. Sampai sekarang masih membekas diingatanku. Jatuh bangun, perjuangan demi perjuangan yang telah dilewati, itu adalah bagian dari proses demi mengembangkan organisasi ini agar lebih baik lagi ke depan, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah barat di Kecamatan Donggo.
Kini, aku khususnya, semakin bersemangat untuk memajukan dan membumikan WTC ini. Melalui terobosan baru yang dicanangkan dan dilakukan oleh Pengurus semakin membuatku optimis, bahwa suatu saat organisasi ini akan semakin memberikan kontribusi nyata buat masyarakat di wilayah sekitarnya. WTC kini, salah satu aktivitasnya, mencoba menggaungkan dan menyebarkan virus literasi. Dan, sebagai langkah awalnya adalah melakukan training di internal terlebih dahulu. Artinya, bahwa para anggotanya terlebih dahulu harus mencintai dunia literasi sebelum disebarkan virusnya ke masyarakat luas. Semoga dengan adanya Grup Literasi yang telah dibentuk olehnya mampu menjadikan anggotanya betul-betul menyukai dan mencintai dunia literasi, sehingga dalam menyebarkan virus literasi ke masyarakat nantinya bisa maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
 Wallahu a'lam.
Oleh: Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H