Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua, Guru Pertama bagi Anak

10 Oktober 2017   17:06 Diperbarui: 10 Oktober 2017   17:07 3270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tentu sepakat bahwa rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak sejak lahir. Dari rumahlah anak tumbuh kembang, mulai diperkenalkan dan mengenal sesuatu. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab masing-masing orang tua membimbing anak-anaknya tersebut.

Orang tua memiliki andil yang cukup signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Demikian juga dengan pendidikan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan perdana bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Orang tua tentu berkewajiban untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya. Seperti bagaimana cara bersikap, bertutur, sopan santun, pendidikan agama, dan lainnya. Dalam hal ini, orang tua merupakan guru yang memberikan pendidikan dasar dan pertama kepada buah hatinya.

Menurut saya, tak ada orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang tak baik. Sejahat-jahatnya orang tua, pasti menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang baik dan berguna. Sekali pun orang tuanya perampok, penjudi, pemabuk, dalam hatinya saya yakin menginginkan buah hatinya menjadi orang yang berada di jalan yang lurus.

Tentu untuk menjadikan dan melahirkan anak yang baik, maka orang tua tak boleh tinggal diam. Orang tua harus berusaha memberikan yang terbaik buat anak-anaknya, memberikan stimulus, sering memberikan motivasi, mendampingi ketika anaknya sedang belajar, dan seterusnya. Yang pada intinya, orang tua harus bisa menjadi teladan atau contoh bagi para buah hatinya.

Ya, orang tua harus mampu menjadi teladan utama buat putra-putrinya. Sebab, sekali lagi, anak-anak lebih cenderung melakukan atas apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika orang tuanya melakukan hal yang baik dan menuntun anak-anaknya, maka mereka akan ikut melakukan hal itu. Percaya atau tidak, itu yang saya perhatikan di lingkungan sekitar. Ketika ada orang tua yang rajin melakukan salat berjamaah di masjid, misalnya, si buah hatinya akan ikut juga. Meskipun awalnya kadang dipaksa, namun seiring berjalannya waktu anak tersebut akan terbiasa dengan sendirinya, tanpa diajak sekali pun.

Demikian juga sebaliknya, bila orang tua melakukan tindakan yang negatif dan tak baik, maka jangan heran anaknya juga terkadang ikut melakukan hal demikian. Mengapa bisa terjadi demikian? Sebab, ia mengikuti atas apa yang dilihatnya. Meskipun tak semuanya seperti itu. Namun, fakta mengatakan bahwa perilaku dan tingkah laku anak sedikit banyak dipengaruhi oleh perilaku orang tua atau keluarganya. Ada satu contoh kasus yang saya perhatikan di lingkungan sekitar, ada orang tua (ayah) yang sering memarahi atau membentak anaknya karena tak mau melakukan salat di masjid seperti teman-temannya yang lain. Namun, anehnya orang tuanya tersebut sama sekali tak berangkat ke masjid untuk menunaikan salat. Alhasil, anaknya pun tak kunjung juga ke masjid. Ini menandakan, bahwa anak lebih cenderung mengikuti atas apa yang ia lihat dan perhatikan di lingkungan terdekat, seperti orang tuanya.

Oleh karena itu, para orang tua, di mana pun berada perlu melakukan evaluasi diri. Orang tua harus melakukan introspeksi diri atas apa yang dilakukannya setiap hari demi masa depan anak-anaknya. Sederhananya, orang tua harus mendidik dirinya terlebih dahulu sebelum mendidik anak-anaknya. Orang tua harus mampu mengetahui dan membedakan terlebih dahulu mana yang harus dikerjakan dan mana yang mesti ditinggalkan atau tak dikerjakan. Dengan bantuan itu, maka akan mempermudah proses pemberian pendidikan kepada anak-anaknya.

Ada satu ungkapan menarik yang dikatakan oleh Kahlil Gibran yang perlu kita renungi bersama, lebih khusus lagi kepada para orang tua, "Kudidik diriku maka kudidik anak-anakku." Ungkapan ini merupakan ungkapan yang sarat makna. Paling tidak ungkapan ini memberikan isyarat kepada kita semuanya (baca: orang tua) agar mendidik diri pribadi dulu sebelum mendidik anak-anaknya. Ya, bila kita menginginkan anak-anak menjadi generasi yang terdidik, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mendidik diri kita terlebih dahulu sebagai orang tua.

Orang tua merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, berikanlah yang terbaik kepada mereka agar menjadi generasi yang terdidik, generasi yang bisa diandalkan, generasi yang mampu memahami hakikat pendidikan yang sebenarnya. Perlakukanlah mereka dengan jujur agar mereka mampu melihat kebenaran. Berikan motivasi atau dorongan yang positif agar mereka menjadi orang yang selalu percaya diri.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun