Sama halnya dengan tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Berguru pada Aceng", tulisan ini juga terinspirasi dari salah satu video yang saya tonton pada Sabtu, 12 Agustus 2017. Video yang dimaksud sangat menarik, menurut saya, dan perlu saya sampaikan lewat tulisan. Barangkali, bisa menjadi inspirasi bagi kita semuanya. Semoga.
Sang gitaris difabel yang satu ini, namanya Yana Mulyana. Namanya menjadi tersohor sampai ke mancanegara berkat kepiawaiannya memainkan gitar. Hingga, beliau mendapatkan pujian dari gitaris beken, Yngwie Malmsteen karena telah menampilkan kebolehannya membawakan lagu Brothers. Bahkan, video yang diunggah ke situs Youtube pada 4 September 2012 tersebut menjadi ulasan di beberapa media level dunia, antara lain Guitar World, dan Metal Injection.
Sang pemilik lagu pun, Yngwie Malmsteen, sangat kagum dengan beliau, walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki namun tetap bisa berkarya sebagaimana manusia normal lainnya. Bahkan, banyak orang yang secara fisik terlihat normal namun belum tentu bisa berkarya seperti halnya pria yang biasa dipanggil dengan Kang Yana tersebut. Sungguh hebat dan luar biasa, menurut saya. Walau cacat secara fisik, namun kreativitas dan karyanya mampu menyaingi bahkan melebihi orang-orang normal seperti biasanya.
Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk berkarya. Barangkali, prinsip seperti inilah yang dipegang oleh seorang gitaris handal kelahiran Sumedang, Jawa Barat tersebut.
Menariknya lagi, ternyata beliau belajar bermain gitar secara autodidak sejak berusia 12 tahun. Luar biasa. Bayangkan saja, belajar secara autodidak ditambah lagi dengan keterbatasan fisik, namun akhirnya bisa menjadi salah satu gitaris handal dan ternama. Hingga namanya dikenal, tak hanya di Indonesia, namun juga di mancanegara.
Kalau saya perhatikan dari video tersebut, beliau menggunakan jempol kanannya untuk memainkan not-not gitar tanpa salah. Sedangkan, tangan kirinya mencabik dawai atau senar gitar. Saya sendiri yang menonton video tersebut seolah tak percaya. Namun, itulah memang yang terjadi.
Berkat kepiawaiannya dalam memainkan gitar tersebut, beliau pun sering tampil di media televisi. Bahkan, sempat juga berkolaborasi dengan beberapa musisi ternama Indonesia, seperti Wali Band, dan lainnya dalam acara-acara tertentu.
Dari pengalaman dan kisah sang Gitaris Difabel di atas, memberikan pelajaran kepada saya khususnya, bahwa tak ada yang tak mungkin bila kita mau berusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh. Cita-cita atau impian untuk menjadi gitaris handal, misalnya, akan terpenuhi, manakala mau bekerja keras dan berusaha untuk menggapainya. Tetap optimis, berusaha dengan sungguh-sungguh, tak cepat menyerah, itulah yang harus dipegang teguh bila ingin mewujudkan sesuatu yang diinginkan.
Kita boleh meniru dan mengambil pelajaran dari kisah Kang Yana di atas, yang tak pernah menyerah walau hanya belajar seorang diri (autodidak) dan penuh keterbatasan. Beliau telah memberikan contoh nyata kepada kita semuanya, bahwa siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan, maka ia pasti akan mendapatkannya.
 Wallahu a'lam.
Oleh: Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H