Seorang anak kecil yang kita lihat sudah bisa berjalan, awalnya tidak langsung bisa seperti itu. Ia berawal dari merangkak, kemudian diajarkan berdiri oleh orang tuanya lalu diajarkan berjalan sampai ia bisa berjalan dengan sendirinya. Seorang mahasiswa yang mendapatkan predikat lulusan terbaik di universitasnya tidak langsung jadi seperti itu. Ia berjuang dan belajar dengan giat untuk mendapatkan predikat tersebut.
Seseorang yang menjadi pejabat tinggi, tidak mungkin langsung menjadi seperti itu tanpa suatu proses sehingga jabatan itu melekat padanya. Bahkan seseorang yang melewati “jalan pintas” untuk mencapai sesuatu yang diinginkan juga pasti butuh proses. Ya, tentu proses untuk mendapatkan jalan pintas tersebut paling tidak ia harus mengetahuinya. Hematnya, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan oleh seseorang pasti butuh proses.
Tanpa sebuah proses tak akan ada hasil. Semakin berkualitas proses yang dilakukan oleh seseorang maka yakinlah hasil yang diperolehnya akan memuaskan dan terasa nikmat. Memang nikmat rasanya apabila hasil yang digapai melewati proses yang berliku-liku. Namun lebih nikmat lagi jika di mulai dengan niat yang ikhlas dan proses untuk menggapainya juga halal.
Saya rasakan sendiri, ketika awal mula memulai menulis buku pertama. Proses penulisannya cukup menguras tenaga dan pikiran. Lebih dari tujuh bulan baru bisa saya selesaikan tulisan tersebut sehingga bisa menjadi sebuah naskah buku untuk diterbitkan.
Namun, tidak berhenti sampai di situ. Saya ke sana ke mari dan berdiskusi dengan teman-teman untuk meminta saran, bagaimana kiranya agar buku saya tersebut bisa diterbitkan sesegera mungkin. Walaupun dengan proses yang bisa dibilang cukup lama (kurang lebih lima tahun), akhirnya buku pertama saya bisa diterbitkan (Juni 2016).
Begitu pula dengan buku kedua, baru bisa saya terbitkan setelah melewati proses penulisan, dan lain-lain sekitar empat tahun (terbit Juni 2016). Betul-betul memerlukan waktu yang cukup lama. Ya begitulah, semuanya pasti butuh proses. Meskipun dalam proses penulisan buku-buku tersebut sempat juga membuat saya down. Maklumlah, penulis juga manusia.
Wallahu a’lam.
Oleh: Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H