Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Aku Mencintaimu, Walau Banyak Orang Membencimu

11 April 2017   21:40 Diperbarui: 11 April 2017   21:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Diri(mu) memang asing di mata banyak orang. Bahkan, banyak di antara mereka yang membeci(mu). Aku tidak tahu mengapa hal demikian bisa terjadi. Apakah ini karena diri(mu) memang terasa asing baginya? Atau ini semua kesalahanku karena tidak memberitahu mereka sejak dulu? Barangkali, mereka yang lebih memahami akan hal itu.

Namun demikian, walau banyak orang yang membenci(mu), engkau tidak perlu takut. Engkau tidak perlu khawatir. Percayalah, masih banyak orang di luar sana yang sangat peduli terhadap(mu). Engkau juga harus percaya, bahwa aku juga adalah pengagum rahasia(mu).

Setiap hari aku selalu mengingat(mu), di saat orang lain mengabaikan dan tidak memperhatikan(mu). Engkau harus tetap berpikir positif. Barangkali, orang-orang yang membenci(mu) atau yang tidak memedulikan(mu) dikarenakan mereka belum mengetahui diri(mu) secara pasti. Akan tetapi, engkau tidak perlu khawatirkan akan hal itu. Izinkan aku untuk menyadarkan mereka, walau terasa sulit dan butuh waktu yang lama. Izinkan aku untuk menyadarkan mereka, bahwa begitu pentingnya diri(mu) untuk dunia ini.

Aku tidak bisa membayangkan, apa jadinya dunia ini bila tidak ada diri(mu). Mungkin dunia ini menjadi perkampungan yang “edan” bila diri(mu) tiada. Tanpa diri(mu) orang-orang tidak akan bisa berbicara ini dan itu. Tanpa diri(mu) orang-orang tidak akan bisa berkeliling dunia. Tanpa diri(mu), barangkali semua orang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Semuanya, berkat diri(mu). Tapi, sungguh mereka belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya diri(mu).

Satu hal yang ingin aku sampaikan pada(mu), wahai tulisan. Izinkan aku untuk terus mencintai(mu) sampai diri ini sudah tidak bisa bernafas lagi. Izinkan aku untuk terus berjuang, sehingga suatu saat semakin banyak orang yang mencintai dan merindukan(mu).

Wahai tulisan. Aku selalu mencintai(mu). Rasa cinta itu selalu tumbuh dalam diri ini, sebab setiap hari aku selalu memikirkan dan memedulikan(mu). Ingatkan aku, bila aku mulai melalaikan(mu), apalagi sampai melupakan(mu) begitu saja. I love (you).

Wallahu a’lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun