Mohon tunggu...
Gunawan Setyono
Gunawan Setyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang yang sedang mencoba menambah ilmu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Buku Pelaut: Buku yang Ajaib

11 Oktober 2016   23:06 Diperbarui: 11 Oktober 2016   23:18 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alur Resmi Pembuatan Buku Pelaut Online, Tidak tertera harga sama sekali

Dan keajaiban akan lengkap setelah mengetahui bahwa Website tempat semua proses pendaftaran dan database pelaut itu akan segera berganti dengan yang baru, yang alamatnya masih dalam bentuk angka 36.66.76.55.

Website Baru Untuk pelaut indonesia yang entah kapan akan bisa berfungsi.
Website Baru Untuk pelaut indonesia yang entah kapan akan bisa berfungsi.
Ini juga yang menjadi keluhan teman saya yang mengatakan dia serba bingung saat ini, karena mengikuti nasehat dari pihak Diperla dua tahun sebelumnya ketika dia hendak meng Update Sertifikat dia disarankan  untuk sekaligus duduk mengikuti program peningkatan ijazah dari Ahli Nautik Tingkat (ANT 3) Menjadi ANT 2, selama 11 bulan, selama hampir satu tahun bergelut dengan buku dan tugas kuliah yang tidak mudah, ketika selesai semua ijazah ANT 2nya tidak kunjung online karena data input bagi pelaut setelah 16 agustus 2016 akan dimaksukan ke Website yang baru (36.66.76.55) bukan ke Website yang lama ( www.pelaut-dephub.go.id), dan saat ini dia tidak bisa untuk bekerja karena ijazah lama sudah tidak berlaku serta tidak bisa diperpanjang dan ijazah yang baru masih menggantung sampai saat ini, Di website yang entah kapan akan sempurna. Sampai saat ini dia menjadi pengangguran terbuka, Miris.

Ketika pertama kali Budi Karya Semadi di tunjuk menjadi menhub, saya mengucapkan selamat datang kepada beliau dan mengucapkan “Semoga memahami apa keinginan pelaut”, dan saya sebutkan keinginan pelaut salah satunya hanya jangan dipersulit dalam mengurus ijazah, sertifikat dan buku pelaut yang hari ini baru ter expose menjadi aib. Saya yakin seberapapun tarif akan saya berikan yang penting kita mudah dalam mengurus tetek bengek itu.  Karena bagi saya waktu didarat adalah hal yang sangat mahal dan sangat berharga, melihat anak tumbuh dan memastikan masa depanya terjamin dengan gaji yang kita dapat dari meninggalkan mereka lebih dari separuh umur mereka. Dan sangat menyakitkan memikirkan itu

Ignatius Jonan mungkin berprestasi karena dia menjadikan kereta api menjadi manusiawi dan Budi Karya Semadi dengan “pretasi” Terminal 3 Soekarno Hatta, tapi belum terlihat sama sekali perbaikan dari sisi sistem yang mumpuni terutama bagi pelaut, hari ini hanya kejutan kecil dari sebuah Aib lama yang malah seharusnya dia malu sendiri akan hal itu.  Sedikit pengertian dari pihak penyelenggara negara akan sangat berarti bagi saya dan kawan-kawan pelaut, sebagai modal untuk bertarung dengan kerasnya persaingan kehidupan diatas air asin.

Sumber :

1. Mbah Google

2.http://pelaut.dephub.go.id/

3.http://36.66.76.55/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun