Mohon tunggu...
Gunawan Setyono
Gunawan Setyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang yang sedang mencoba menambah ilmu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mainan Baru Bernama Rotor Tug

27 Oktober 2015   14:02 Diperbarui: 29 Oktober 2015   19:25 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kapal yang memiliki ukuran besar atau bentuk tertentu memiliki kekurangan untuk bermanuver(Berolah gerak) dengan baik ketika akan sandar di dermaga, ship to ship ataupun fasilitas terminal buatan di tengah laut, Itu mungkin sedikit alasan yang bisa saya simpulkan selama baru beberapa bulan saya bekerja di perusahaan yang baru ini, perusahaan yang mengkhususkan bergerak di jasa operasional pelabuhan international, antara lain untuk jasa sandar dan lepas sandar, pengawalan kapal/escorting (terutama dialur sempit, ramai dan dangkal), ship to ship, bahkan misi penyelamatan di laut (Salvage)

banyak sekali operator pelabuhan baik swasta ataupun BUMN sebuah negara ambil contoh paling dekat adalah pt.pelindo di indonesia mereka menyediakan tempat sandar, bongkar muat, pandu/pilot, pergudangan dan lain-lain, pelindo juga memiliki armada kapal penarik pelabuhan (harbor tug)untuk membantu sebuah kapal untuk sandar dan lepas sandar dari dermaga sampai kapal tersebut aman untuk memulai perjalannya atau terikat manis di dermaga, untuk beberapa alasan para operator pelabuhan ini kadang menyewa kapal harbour tug kepada pihak ketiga dengan alasan bahwa lebih efisien dalam operasional jadi operator pelabuhan tidak melulu di pusingkan apabila kapal-kapal itu butuh perbaikan segera, karena yang namanya kapal. Kalo sudah rusak biaya dan waktu perbaikanya selain mahal juga memakan waktu yang tidak sebentar.

Jadi dimana saya, sekarang saya di salah satu harbour tug yang baru akan mulai di charter oleh operator pelabuhan di johor yang rencananya akan di tempatkan di Port Of Tanjung Pelepas (PTP) yang katanya adalah salah satu pelabuhan tersibuk di asia, saya belum akan membahas tentang PTP atau yang lain tapi saya akan membahas keunikan-keunikan tentang mainan baru saya sekarang yaitu kapal harbour tug.

Pada umumnya kapal tugboat bersistem konvensional atau twin screw a.k.a stand tug yaitu kapal dengan baling-baling tetap dan untuk bermanuver dibantu dengan daun kemudi, untuk sekarang sistem konvensional sudah jarang di gunakan untuk operasional pelabuhan karena olah geraknya yang kurang lincah biarpun itu tergantung juga dari keahlian awak kapalnya,sistem twin screw lebih banyak dipakai untuk ocean towing atau kapal penarik jarak jauh dan menengah, pada umumnya lagi sekarang operator mengoperasikan harbour tug dengan sistem ASD (Azimuth Stern drive) atau dengan bahasa sederhana harbour tug dengan 2 baling-baling belakang yang bisa berputar 360*, jadi selain menjadi tenaga pendorong baling-baling juga berfungsi sebagai daun kemudi, terus ada ATD (Azimuth Traktor Driver) atau 2 buah baling-baling depan dengan sistem azimuth atau bisa memutar 360* dan juga berfungsi sebagai kemudi, kemudian ada juga sistem penggerak voith truster yaitu sistem penggerak yang terinspirasi dari sirip ikan lumba-lumba, dan dimanakah saya, saat ini saya mengawaki kapal harbour tug dengan salah satu sistem yang boleh dibilang baru yaitu Rotor Tug yakni kapal harbour tug dengan sistem 3 baling-baling azimuth dengan desain 2 baling-baling di bagian depan dan 1 baling-baling di segaris lurus dengan lunas kapal bagian di tengah belakang.

Menilik dari sejarahnya sistem ini mulai di ujicobakan dipelabuhan-pelabuhan eropa sekitar tahun 1995-1998, menurut para dedengkot yang sudah ahli bermanuver dengan mainan ini rotor tug sangat mudah dan stabil serta responsif dalam pengoperasianya, bisa juga di buat seperti sistem ASD atau ATD dengan tidak memfungsikan baling-baling bagian belakang, jadi tinggal mau-maunya kita mau bagaimana dengan mainan ini, dibalik semua kemudahan dan keistimewaan yang sangat memanjakan ada kelemahan dari rotor tug antara lain kapasitas mesin yang besar yang berarti konsumsi bahan bakar juga lebih besar dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain, kemudian kelistrikan kapal yang agak njelimet dan sangat sensitif, sedikit oleng atau terlalu koboi dalam bermanuver alarm akan terus berbunyi.bagi saya yang sebelumnya selalu dapat kapal dengan sistem konvensional pertama kali menggunakan sistem rotor ini adalah kebingungan, wajar karena apabila di konvensional kalo ingin maju tinggal menekan tuas gas RPM dan tinggal memutar roda kemudi apabila ingin merubah arah, Dengan rotor tug pertanyatan pertama muncul ketika hendak bermain adalah “Mau pake (baling-baling) yang mana ??”.

 


Mengetahui apabila rotor tug ini adalah sistem yang baru bagi kebanyakan dari kami maka perusahaan juga tidak serta merta melepaskan maianan ini kepada kami, kami diberikan trainer yang diimpor langsung dari belanda dan perancis, serta untuk para master-master sebelumnya juga dikirim ke jerman untuk masuk simulator dan training kerja selama sekitar sebulan di pelabuhan Rotterdam. Hampir setiap hari kami diajarkan untuk kejar-kejaran, berjalan kepiting, atau berputar seperti belatung tapi dengan cara yang benar, tapi sebelum itu pelajaran pertama adalah untuk terlebih dahulu memahami karakteristik dari rotor tug.

Mainan yang bagus.

                                                                                                                                                       27 Oktober 2015

                                                                                                                                                               Johor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun