[caption id="attachment_376171" align="aligncenter" width="548" caption="Pesawat Royal Air Maroc"][/caption]
Berlari saya secepat yang saya bisa begitu keluar dari garbarata pesawat mencari tulisan transit dan panah yang menunjukan arahnya, di terminal 3 kedatangan dubai internasional airport, tapi ya hasilnya tetep aja bingung padahal sudah bolak balik entah pulang pergi ataupun sekedar hanya transit di bandara dubai, Itu disebabkan sekarang terminal di dubai tambah lebaaaaaaar, jadi agak bingung apabila hanya membaca petunjuk arah. dibagian informasi antrian yg ada saya terjang sambil berkata “Urgent” sambil menyodorkan kertas e-tiket ke petugas informasi, wajah petugas informasi menatap saya sambil berkata ini pesawat anda rwandan air menuju librerville, Gabon sepuluh menit lagi “gate C14” akan ditutup dan anda harus cepat kesana, sambil merebut kertas tiket dan berlari saya mengucapkan “I Know !!”.
Semua kejadian konyol itu sebenarnya sudah saya prediksi sesaat setelah menerima email e-tiket untuk berangkat ke Gabon, Pada tanggal 30 Maret tengah malam (Pas Ulang Tahun saya ke 31), saya baca waktu transit di dubai kok hanya 1 jam 25 menit, tapi namanya tiket “Made In Dikasih” ya saya terima saja, sambil mengira-ira nanti disana antrian untuk di cek petugas dan lain sebagainya akan berapa lama serta perpindahan dari terminal 3 sampai ke terminal 1 yang saat ini dihubungkan dengan kereta api bawah tanah, dan benar saja begitu saya masuk ke “gate D1”Soekarno hatta, ko jadwal terbangnya bukan jam 00.10 tapi jam 00.40 wahh saya langsung berpikir telat ini karena tidak mungkin jam 00.40 langsung terbang tapi banyak tetek bengek sebelum terbang, tapi saya masih optimis dengan sang pilot yang bisa saja mengatur kecepatan agar tiba tepat waktu, tapi harapan langsung buyar begitu mendengar sang pilot mengumumkan landing agak lambat karena dubai pagi itu sangat berkabut, waktu menunjukan 05.45 akhirnya pesawat landing dan awal dari kelucuan dan kekonyolan pun dimulai, harus bisa melewati 3 lantai terminal 3 menuju kereta bawah tanah menuju terminal 1 di lantai 3 di “gate C38” menuju “gate C14” counter E, Ujung ke ujung dari lantai tertinggi sampai lantai dasar lagi dan waktu saya hanya 10 menit menembus ribuan manusia di terminal tersebut…fiuhhhh
Klotak-klotak-klotak bunyi saya berlari bukan berasal dari 10 kilo lebih ransel dipunggung tapi dari bunyi kaleng permen mint di saku jaket yang hanya sisa beberapa biji didalamnya, sedikit merasa malu tapi ya sudahlah karena orang melihat kearah saya semua, untungnya bunyi itu sekaligus menjadi bel tanpa saya harus berteriak orang-orang sudah memberi jalan untuk melewati mereka. Keringetan begitu sampai didepan gate C14, ko sepi tanya lagi saya ke bagian informasi, dua kali bertanya ke bagian informasi dua kali pula memanggil saya dengan sebutan “Kabayan ???!” Dan dengan bangga saya jawab “Sorry Indonesian” hehehehe, sambil meminta maaf mereka menunjukan “counter E” ada dipojok bawah dekat pos keamanan. Dan disitu saya baru tahu ternyata dari counter E kita dinaikan bus menuju tempat keberangkatan di terminal 2…huuaaaahhhh!!!!!!
I’m sorry sir your plane already taxi 5 minutes ago alias sudah siap-siap maburrr….mungkin karena terlalu lelah atau bagaimana saya tidak meminta biar itu pesawat berhenti taxi dan saya dibolehkan ikut, tapi malah berimajinasi saya harus berubah jadi apa biar itu pesawat berhenti. Jadi manusia super, presiden atau anggota DPRD yang sakti itu biar maskapai itu memohon maaf karena berani-beraninya tidak menunggu saya hahaha
Mengatasi masalah dengan masalah
Satu-satunya mengatasi masalah ketinggalan pesawat adalah satu yaitu mencari “Wifi Gratisan” yang tidak perlu pake password dan batasan waktu, menurut pengalaman sempit saya wifi gratisan di bandara nomer satu adalah dibandara soekarno hatta, soalnya apabila putus wifinya masih ada sisa paketan dikartu indonesia kita hahaha…kemudian di schipol belanda yang kalo batasan waktu pemakaian 30 menit habis maka otomatis akan meregistrasi dan nyambung lagi, Wifi di changi singapur agak susah karena kita diwajibkan punya kartu lokal singapur agar bisa registrasi tapi kalo sudah nyambung ehmmm kenceng, apabila di bandara dubai dan abudabhi pake batasan waktu dan banyakan boongnya..sinyal aja kelihatan kuat tapi buat browsing aja tidak bisa, kemudian lucu lagi di bandara Charles de goul paris, 15 menit per gadget, jadi musti bener-bener dipikirin apa yang mau dipamerin ke teman-teman sebelum di upload.
[caption id="attachment_376172" align="aligncenter" width="480" caption="Duduk di Koridor serasa di VIP Lounge kalo sudah dapet Wifi Gratisan :D"]
Setelah dapat wifi gratis maka mulai saya hubungi agen dan kantor pusat di belanda yang menjelaskan situasi yang ada dan meminta di carikan alternatif yang lain, balasnya adalah saya akan berangkat ke Gabon via Casablanka, Maroko. Senang karena langsung dapat respon serta tiket saya langsung ke meja transit dan baru sadar ini ko waktu transit hanya 55 menit dimaroko. wah wah wah dan waah…langsung protes sama “nyonyah meneer” tapi kata si mbok londo “lets cross our fingers and hope the best for gunawan can chats his flight” yo wes perintah bos ya sendiko dawuh laksanaken padahal waktu tempuh lebih jauh dari jakarta ke dubai, untung pesawat baru layar tivinya gede dan tajam jadi ga kerasa kalo terbang jauh hihihi.
[caption id="attachment_376173" align="aligncenter" width="490" caption="Ruang Transit Sultan Muhammad V..Sunyii (maklum jam 2 pagi)"]
Dan nyata-nyata terjadi kembali si pesawat delay lagi berangkatnya 30 menitan, yang harusnya landing jam 20.15 jadi jam 21.00 waktu Casablangka padahal pesawat Royal Air Maroc terbang 21.10. Karena sudah tau pasti terlambat saya keluar dari garbarata dengan santai..cuma yang jadi masalah bandara Muhammad V Casablanca ini terakhir saya transit disini tidak ada wifi gratisan, mana sedang musim dingin, kemudian di kantinya ga ada yang namanya nasi yang bener, bayarpun maunya hanya pake mata uang euro, tapi ah dibawa santai aja kalo dibawa panik ga bakalan bagus masalah diselesaikan, terbukti pertolongan datang hahaha, sipetugas menunjukan sebuah ya satu pojok saja yang ada wifi gratis di Bandara Muhammad V Casablanca, Maroko dan alhamdulillah sangat lemot email aja musti sambil duduk berdiri agar bisa terkirim dan Aplikasi BBM tidak bisa diharapkan..disitulah kadang saya merasa sedih ehhh bukan-bukan itu…disitulah saya ditolong Facebook…messenger di facebook lancar, tapi yg jadi masalah saya tidak bertemam dengan agen saya dijakarta, hhhhmmm jadi ingat kata om bob sadino, gunakan jaringan yang kamu punyai untuk sukses…memutar otak dan memaki diri sendiri masa dari 1200 lebih teman di facebook ga ada yg bisa bantu hubungi agen dijakarta doang, dan akhirnya berhasil menghubungi agen serta menjelaskan situasi yang sama seperti yang didubai. Dan Alhamdulillah segera di respon dan disitulah saya merasa senang.wkwkwkwkw
[caption id="attachment_376175" align="aligncenter" width="700" caption="Jam 06.30 pagi...masih gelap, berkabut dan menggigit tulang dinginya"]
Tiket untuk keberangkatan sudah di kirim dan tinggal menunggu jam 21.10 untuk bisa ke gabon, alias 24 jam juga di maroko, mungkin karena merasa bersalah si nyonyah menawarkan hotel transit. Tapilah nanggung biar aja bandara saja bisa cuci mata, lihat petugas kebersihan yang lebih cantik dari Raisa, pak polisinya yang kalo habis saling hormat terus ditambah cipika cipiki, atau menolong orang pakistan yang ketinggalan rombongan dan pesawatnya gara-gara ketiduran setelah minum bir, kemudian diusir petugas yg jengah melihat kita “wifi party” (padalah pas malam ga ada yang mengusir), didatangi seorang kakek bersorban hitam dan mengajak berbincang dengan bahasa prancis yang menggemaskan, dan yang paling mengharukan adalah diberi hanya seperempat botol air mineral, ketika beliau anak muda itu menanyakan “what do you need now ??!”, saya jawab air minum. iba dia melihat saya semalaman tidak tidur dipojokan wifi yang dingin menunggu email kiriman tiket.
[caption id="attachment_376176" align="aligncenter" width="279" caption="Air Minum yang membuat Haru"]
Momen dan surpraise yang sangat indah di hari ulang tahun saya kemarin, semua teman mengucapkan selamat dan ikut mamantau saya yang 2 kali "terdampar" di bandara, dan si nyonya meneer secara pribadi melalui email mengucapkan selamat ulang tahun dalam bahasa indonesia dengan ejaan yang salah bukanya “selamat ulang tahun” tapi “selamat tahun baru”.
#SelamatUlangTahunGunawan
Hotel Okume Palace, Libreville, Gabon.
[caption id="attachment_376177" align="aligncenter" width="700" caption="Pemandangan diluar Hotel, sambil menunggu jadwal penerbangan domestik ke tujuan akhir perjalanan kali ini yaitu Port of Gentil. "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H