[caption id="attachment_359127" align="aligncenter" width="300" caption="Matahari Senja"][/caption]
Bukan super virus ebola ataupun perang yang bergejolak yang membuat sebuah perusahaan multinasional semacam pencharter kami yakni London Mining Company (LMC) mengalami masalah dalam kinerja keuangan mereka dan menyatakan bangkrut, tapi sebuah masalah klasik yang pasti semua orang terutama seorang marketing super ulung pun akan sangat berhati-hati dalam memprediksi pasar. Anjloknya harga komoditi di pasar international, Yap ‼ harga pasir besi di pasaran dunia sangat anjlok dari harga sebelum US$135/Ton di Triwulan pertamatahun 2014 menjadi hanya US$85/Ton di akhir Triwulan kedua tahun ini, Hal itu sangat dipengaruhi oleh “Over Produksi” Pasir besi dunia terutama pasir besi dari Australia dan Brasil yang membuat pasir besi dari Sierra Leone kurang bisa bersaing dengan mereka, padahal menurut sumber-sumber yang bisa di percaya pasir besi dari Sierra Leone adalah kualitas nomor satu(Versi Mereka Pasti),
Tapi apabila saya perhatikan dari dekat memang terutama LMC sangat menjaga kualitas pasir besi hasil produksi mereka misal dari tambang ke Proses pengapalan yang sangat anti terhadap air, jadi apabila ada hujan gerimis saja yang datang maka sudah ada “Pasukan Khusus” yang bertugas untuk menutup gunungan-gunungan pasir besi dengan terpal yang super lebar, karena apabila tergenang air maka pasir besi bisa seketika berubah layaknya bubur padat yang sangat susah untuk dilewati, dan barang semena-mena akan di “Reject” oleh pihak pembeli, jadi apabila kembali bicara kualitas mereka bilang ini pasir besi dari Sierra Leone adalah nomor satu (Kembali itu Versi Mereka)
Mungkin itu saja saya akan membahas tentang kebangkrutan sebuah perusahaan Multinasional yang sebelum digadang-gadang bisa beroperasi 50 tahun tanpa henti, teryata hanya bisa 3 tahun saja bisa beroperasi aktif dan memiliki hutang yang sangat banyak pada pihak Sub-Kontraktor mereka salah satunya kami (Smit Lamnalco) sebagai Transporter dari Stockpile di tengah pedalamanhutan Sierra Leone menuju Muara untuk dikapalkan, akan tetapi manajemen kami dari belanda bergerak cepat dengan memerintahkan armada yang sebelumnya di sewa LMC agar segera berpindah ke Ghanaagar kapal-kapal bisa segera di perbaiki dan dipersiapkan untuk proyek selanjutnya, disamping masih tetap melanjutkan proses hukum atas Piutang pada pihak LMC.
Pada saat saya menulis artikel ini saya sedang berada di Pinggiran Samudra Atlantik pada hari ke-7 perjalanan kami menuju Takoradi, Ghana, Sengaja kami berkonvoi sebanyak 4 kapal dan menarik 2 tongkang “melipir” lewat pinggiran Atlantik, Selain Azas Efektif dan Efisien dalam membuat Rute ke Ghana tapi kami juga mempertimbangkan tentang keamanan dan keselamatan terutama crew karena mengingat desain kapal-kapal yang sedang berpindah ke Ghana saat ini adalah kapal yang di desain untuk“River Passage” atau kapal-kapal kecil yang khusus dibuat untuk perairan sempit dan dangkal, jadi begitu keluar dari Freetown sampai saat ini banyak sudah piring dan gelas yang pecah hanya karena alun laut setinggi 1 sampai 1,5 meter, bukan hal yang menyedihkan yang dibuat-buat oleh kami untuk lelucon tapi kami anggap sebagai hiburan yakni cerita tentang koki salah satu kapal yang berangkat bersama kami yang tidak mampu berdiri bahkan hanya untuk menanak nasi sekalipun, Selama 5 hari karena mabuk laut, pada hari ke 3 dia memohon untuk di panggilkan helikopter dan memprotes kenapa apabila lewat pinggiran kok masih saja kapal bergoyang dengan hebat, dan dengan sedikit jengkel karena mungkin lapar sang Nakhoda mengatakan tidak akan ada Heli datang menjemput, dan menjelaskan maksud dari pinggiran Atlantik adalah sejauh 30 Mil dari daratan ‼ (Kalo Ini Versi Kami).
Kembali ingatan mengenang kejadian-kejadian selama bekerja di Sierra Leone Bahagia,sedih, menegangkan tapi banyak kejadian yang lucu yang selalu akan menjadi hal yang akan dirindukan dari Negara itu karena entah kapan lagi bisa kembali ke sana
1.Buah dan sayuran yang masih asli
Pada kontrak pertama di Sierra Leone sampai cuti saya mengalami kenaikan berat badan yang cukup lumayan dari pertama datang hanya 72 kg dan ketika pulang berat badan menjadi 80 kg….naik 8 kilo dalam 4 bulan kontrak pertama padahal kalo dibilang kerja tanpa henti, tidur sehari 3 – 4 jam, koki lokal juga sangat standart dalam penyajian menu, sampai-sampai saya di tegur oleh manajer crewing ketika mampir di singapur saat mau berangkat lagi kemarin dengan mengatakan “kenapa kamu jadi gemuk sekali sekarang ?!”, saya juga bingung untuk menjelaskan tapi selain sudah 6 bulan berhenti merokok dan makan teratur saya sangat suka mengkonsumsi buah dan sayur dari Sierra Leone terutama Ketimun dan Mangga,
Saya sejak masih kecil sangat suka dengan ketimun apalagi ketika masih menggembala kambing saya sering minta langsung kepada para petani ketimun untuk melepas air liur di mulut dan ketimun yang saya maksud adalah ketimun jawa(Nama Versi Saya) bukan ketimun sayur yang seperti banyak sekarang, buahnya manis dan bijinya kecil-kecil seperti biji wijen nah ketika di Sierra Leone saya ketemu lagi ketimun jawa tapi dengan ukuran yang 3 kali lebih besar dan lebih manis waaahhh kesempatan ketika tiba waktunya untuk supply makanan saya bagian penyortir permintaan agar tidak melebihi bajet yang di tentukan maka saya perbanyak permintaan ketimun dari yang biasanya hanya minta 2 kg per 2 minggu jadi saya minta 6 kilo ‼ dan itu bisa habis oleh saya sendiri. Hampir serupa adalah cerita tentang mangga di Sierra Leone yang banyak sekali tumbuh di Negara itu entah mungkin tanahnya yang memang subur atau bagaimana buah manga disini rasanya manis sama dengan manga di Indonesia tapi ukuranya ada yang sangat besar dan sangat manis (Mungkin di Indonesia juga ada) karena saya Tanya apa nama asli manga sebesar itu mereka (Sierra Leonian) hanya mengatakan “Just Mango” bukanya arum manis atau Mangga Indramayu, maka saya beri nama manga itu dengan nama magga 36B.
[caption id="attachment_359120" align="aligncenter" width="300" caption="Si 36B"]
2.Belanja Seragam Sepakbola Asli
Hobi yang sampai saat ini masih menjadi kegiatan paling mengancam isi dompet saya adalah hobi belanja, dan akan tidak bisa tidur serta akan selalu jadi bahan pembicaraan kepada siapapun kalo sudah melihat barang dirasa sangat cocok tapi belum bisa terbeli, Beberapa saat baru tiba di Sierra Leone teman sudah mengatakan nanti kalo di pelabuhan ada yang orang namanya Muhammad dia berjualan Pulsa dan Kaos-Kaos Sepakbola yang bagus, saya belum terlalu “Ngeh” saat itu, baru ketika saat si penjual pulsa itu datang dengan sebuah tas punggung penuh berisi bermacam-macam kaos sepakbola asli dan orisinal dan barang tentu sangat-sangat murah
[caption id="attachment_359123" align="aligncenter" width="300" caption="Sebagian Dari Koleksi"]
Apabila diperbandingkan saya pernah membeli kaos bola di Grosir Cempaka Mas seharga Rp.140 ribu dan saya sudah tawar mati-matian tidak juga mau berubah harga, akhirnya saya yang mengalah untuk selembar kaos bola dan KW2 bukan asli dan sekali dipakai bau ketek langsung menyengat, kalo disini dengan Muhammad saya bisa membeli US$15 saya sudah mendapatkan kaos asli bertanda orisinal di bawahnya untuk bermacam-macam klub sepakbola di Eropa sangat nyaman dan modis dikenakan, cocok untuk oleh-oleh bahkan untuk sahabat yang tidak suka sepakbola sekalipun, Harga US$15 dengan Muhammad sebenarnya untuk dia sangat tinggi karena menurut yang saya dengar sebelum wabah ebola merebak dan kawan-kawan diperbolehkan untuk turun mereka bisa langsung memborong barang-barang berkualitas itu hanya dengan harga US$5 saja dari pasar tradisional mereka, Tapi ya sudahlah dari pada di Indonesia lebih mahal dan barang orisinal seperti itu jarang (atau saya yang tidak tahu tempatnya) maka saya tanpa ba bi bu dan mata berbinar-binar karena melihat barang asli, bagus dan murah ada banyak di depan mata langsung sikat ‼!
3. Sierra Leonian
Berbicara tentang kenangan sudah seharusnya tidak boleh lepas dari para pelaku manusia yang membuat kenangan itu menjadi manis ataupun berbagai macam rasa tentang sebuah memori, orang-orang Sierra Leone atau kita sering sebut Sierra Leonian adalah orang-orang khas Afrika barat yang hidup dalam Negara yang sedang mencoba bangkit dari krisis baik ekonomi, budaya, dan yang paling menyakitkan mereka adalah si Virus Ebola, bekerja sama dengan mereka mengingatkan saya tentang pentingnya pendidikan yang bisa membebaskan, membebaskan manusia dari kemiskinan dan sangat terutama sekali bebas dari kebodohan yang membelengu kehidupan, Bercermin dari Sierra Leonian saya sangat bersyukur bisa hidup di Indonesia yang bebas hampir dalam segala hal.
[caption id="attachment_359126" align="aligncenter" width="300" caption="Dengan Mereka"]
Terimakasih kepada kalian terutama crew Sierra Leone kami yang selama ini bekerja sama dengan kami dan maaf apabila ada kata-kata serta tindak tanduk kami yang membuat kalian sakit hati dan kurang berkenan, semoga kedepan akan lebih baik untuk kalian dan Sierra Leone.
04.12 AM, Selasa 09 Desember 2014
Teluk Guinea, Pantai Gading Samudra Atlantik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H