Jika ada tempat penghormatan untuk para barber dan hairstylish, keberatankah anda para pembaca, jika nama pemangkas rambut dan fotonya yang sedang mencukur rambut pelanggan di bawah pohon besarnya itu dipampangkan di Hall of Fame, Wall of Fame, atau Walk of Fame ini ?
Jika saya teruskan lagi untuk menyebut sosok-sosok hebat yang sering tak terlihat oleh banyak orang ini, sudah pasti komputer dan jari saya ini takkan mampu mengikutinya. Anda pun bila mengikuti saya setulus hati, tidak akan bisa.
Saya hanya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah ajakan.
Jika bisa dan mampu, bangunlah sebuah Hall of Fame, Wall of Fame, atau Walk of Fame untuk orang-orang hebat di sekitar kita. Tak perlu memimpikan gedung yang megah dan hebat. Pampangkan pencapaian orang-orang ini pada Wall of Fame di dinding balai pertemuan kampung kita misalnya. Di dinding kelas-kelas sekolah kita. Di dinding kantor/pabrik tempat kita bekerja. Di pasar-pasar kita. Di rumah-rumah kita. Di bangunan tempat ibadah kita. Di mana saja.
Sudah saatnya kita mulai harus selalu mengakui, menghargai, dan menampilkan kebaikan dan pencapaian hebat yang dilakukan orang-orang di sekitar kita.
Sudah saatnya pula kita meninggalkan hal sia-sia yang mungkin selama ini sering kita lakukan terhadap orang lain: mencela.
Jika mendirikan Hall of Fame, Wall of Fame, atau Walk of Fame dalam bentuk fisik yang paling sederhana pun kita belum mampu, maka bangunlah Hall of Fame, Wall of Fame, atau Walk of Fame itu di hati kita. Hati kita akan selalu mampu memuat dan mencatat kehebatan dan kebaikan orang-orang di sekitar kita. Seberapapun banyaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H