Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ave caesar, nos morituri te salutamus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pamali Sebuah Mitos yang Beredar di Masyarakat

14 Oktober 2021   10:54 Diperbarui: 14 Oktober 2021   11:00 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan duduk di depan pintu, pamali" pernahkah kalian mendengar kata-kata itu keluar dari mulut orang tua kalian? Sebuah mitos yang beredar di masyarakat ini, cukup familiar terdengar khususnya pada masyarakat Tangerang Selatan.

Pamali merupakan sebuah larangan yang diucapkan oleh orang tua kepada anaknya untuk melarang melakukan sesuatu dan dikaitkan dengan suatu hal. Sebagai contoh "jangan duduk di depan pintu, pamali. Nanti sulit bertemu jodoh" atau "jangan menyapu setengah-setengah, nanti memiliki suami brewokan."

Hal-hal tersebut sering diucapkan orang tua untuk melarang anaknya melakukan hal-hal tersebut. Yang menurut saya, hal tersebut cukup untuk melarang anaknya melakukan hal-hal yang disebut pamali itu. Walaupun agak aneh, dengan sebab-akibat yang dilakukan.

Pamali sebenarnya sebuah larangan untuk melakukan hal-hal yang kurang baik. Contohnya jangan duduk di depan pintu, yang mana dikaitkan dengan jodoh dan makna yang bisa diambil sebenarnya hal tersebut menghalangi jalan untuk masuk dan keluar orang melalui pintu. Jadi dikaitkan dengan sulit bertemu jodoh agar anak tersebut tidak melakukan hal itu lagi.

Hal-hal seperti ini cukup efektif dalam implementasinya. Dengan adanya pamali, yang merupakan sebuah mitos atau tradisi yang dilakukan turun-temurun membuat sebuah norma berlaku khususnya di lingkungan keluarga. Selain itu, kita juga dibuat untuk  berpikir kritis berkaitan dengan pamali ini dalam melakukan suatu hal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun