Mohon tunggu...
Gunady Wijaya
Gunady Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Satya Wacana

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Cara Membuat Trichoderma sebagai Pupuk dan Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan

15 Juli 2022   19:15 Diperbarui: 17 Juli 2022   23:20 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Trichoderma", istilah ilmiah yang mungkin sebagian dari kita terdengar asing, tetapi ada juga yang sudah familier. 

Secara garis besar, Trichoderma sp. merupakan jenis fungi yang tergolong kelas ascomycetes dan banyak ditemukan pada tanah pertanian, misalnya permukaan tanah pohon bambu. 

Tidak semua fungi membawa pengaruh negatif saja, melainkan jenis fungi ini berperan positif dalam dunia pertanian.

Fungi Trichoderma sering dikatakan sebagai agen multifungsi. Mengapa? 

Karena fungi jenis ini memiliki sifat bio-kontrol terhadap fungi fitopatogen. Artinya, sebagai fungisida hayati tanaman, ia mampu menjaga ketahanan tanaman dari serangan fungi patogen dan sangat berperan aktif dalam mengatasi berbagai macam penyakit tanaman. 

Selain sebagai bio-fungisida, Trichoderma juga berperan sebagai pupuk biologis tanah karena perannya sebagai organisme pengurai dan pemicu hormon perkembangan tanaman, serta perangsang pertumbuhan tanaman.

Setelah kita mengetahui kegunaan Trichoderma, selanjutnya kita perlu tahu beberapa kelebihan dari Trichoderma ini. 

Dilansir dari buku Trichoderma karya Sriwati (2017), kelebihan pertamanya adalah Trichoderma ini mudah ditemukan di area pertanaman. Hal ini didukung dengan sifat Trichoderma yang mudah beradaptasi di area mana pun. 

Kelebihan kedua dari fungi ini adalah dapat tumbuh secara cepat pada berbagai permukaan tanah dan biasanya Trichoderma ini muncul kurang lebih 10 hari setelah tanaman ditanam. 

Kelebihan ketiganya adalah tidak bersifat patogen atau fungi yang merugikan tanaman, melainkan membantu pertumbuhan tanaman dan menjadi musuh alami bagi beberapa penyakit tanaman, yakni sebagai fungi antagonis.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah kita mengetahui kelebihan dan mengapa disebut sebagai fungi antagonis, selanjutnya kita perlu mengetahui bagaimana cara mendapatkan biang Trichoderma, serta pengaplikasiannya pada tanaman agar tepat guna dan efisien. 

Dalam membuat biang Trichoderma, kita bisa menggunakan tanah dari bawah pohon bambu. Berikut adalah langkah membuat biang Trichoderma:

  1. Siapkan wadah plastik, nasi suhu ruang, tanah (permukaan pohon bambu), dan kain bersih.
  2. Tuangkan tanah sebanyak 250 gram ke dalam wadah plastik.
  3. Selanjutnya, masukkan nasi secukupnya (sekitar 3 centong nasi) di atas tanah tersebut hingga merata.
  4. Setelah itu, tutup wadah menggunakan kain, kemudian letakkan pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari, dan tunggu 4-5 hari hingga muncul fungi berwarna hijau.
  5. Apabila sudah ditumbuhi fungi, maka biang Trichoderma siap diperbanyak dan digunakan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pembiakan Trichoderma dapat dilakukan dengan menggunakan media nasi. Sama halnya dengan membuat biang, cara perbanyak fungi ini bisa dengan meletakkan nasi secukupnya pada sebuah gelas plastik, kemudian masukkan seperempat biang Trichoderma ke dalam gelas tersebut. 

Setelah itu, tutup dengan tisu ataupun kain bersih dan ikat menggunakan karet agar tertutup rapat. Letakkan gelas pada daerah yang tidak terkena matahari dan diamkan selama 3 hari.

Nah, mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa harus menggunakan tanah di bawah pohon bambu? Apakah tidak ada cara lain? 

Sebenarnya bisa saja kita menggunakan biang yang dijual di toko pertanian, tetapi jika ingin menghemat biaya, maka salah satunya adalah dari tanah dan fungi Trichoderma banyak terdapat pada permukaan pohon bambu, terutama pohon bambu yang subur. 

Lalu mengapa harus menggunakan media nasi? Selain mudah dijangkau, media nasi kaya akan karbohidrat, serat, dan fosfat yang tergolong penting dalam proses perkembangan Trichoderma. 

Penggunaan tisu maupun kain yang bersih pun juga harus diperhatikan agar terhindar dari kontaminasi yang mengganggu proses pembiakan, sekaligus sebagai rongga udara.

Tidak sampai situ saja, cara pengaplikasian fungi antagonis ini juga penting untuk diperhatikan. 

Dalam pemakaiannya, Trichoderma bisa disebarkan langsung ke tanah maupun dilarutkan dalam air. Penebaran fungi langsung ke tanah ini ditujukan sebagai pupuk biologis tanah, yaitu dengan menggali tanah sekitar tanaman (jangan terlalu dalam), kemudian masukkan Trichoderma, dan timbun kembali dengan tanah. Hal ini agar Trichoderma dapat diserap maksimal oleh akar tanaman.

Sementara itu, Trichoderma yang dilarutkan dalam air ditujukan sebagai bio-fungisida untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tanaman, misalnya layu fusarium pada tanaman cabai. 

Perbandingan yang dianjurkan adalah 5 sendok makan Trichoderma dilarutkan dalam 10 liter air dan ditambahkan 10 ml molase agar proses pelarutan Trichoderma cair bekerja maksimal.

 Larutan Trichoderma yang telah jadi bisa langsung disemprotkan pada bagian tanaman, seperti daun tanaman.

Meskipun penggunaannya tidak memperlihatkan hasil secara langsung dibandingkan bahan kimia, tetapi pemakaiannya yang rutin akan menunjukkan kualitas yang lebih baik bagi tanaman karena menggunakan bahan alami, yakni mikroorganisme fungsional. 

Selain itu, bebas pupuk dan pestisida kimia dalam dunia pertanian mendorong kita mewujudkan konsep ramah lingkungan dan memanfaatkan bahan alami di sekitar kita. Mari kita bersatu maju untuk pertanian ramah lingkungan!

Sumber : Sriwati, R. 2017. Trichoderma: Si Agen Antagonis. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun