Jika dalam waktu 4 tahun saja (sengaja tidak dihitung 5 tahun) nilai anggaran APBD Kabupaten (misalnya saja ya..) sekitar Rp 700 miliar. Setelah diambil untuk biaya rutin, termasuk di dalamnya biaya operasional Bupati, mungkin masih (katakanlah) sekitar Rp 200 miliar untuk proyek-proyek Pemkab (dalam hitungan paling minim). Bupati, sebagai penanggung-jawab (pj) proyek-proyek tersebut tentunya tidak gratis. Katakanlah jika yang bersangkutan dapat fee (secara legal) Rp 2 miliar per tahun (0,5 persen). Maka dalam 4 tahun, yang bersangkutan akan mendapatkan sekitar Rp 8 miliar (di luar gaji sebagai Bupati) yang diperoleh incumbent.
Jadi, kalau 1 persen saja, akan memperoleh Rp 16 miliar. Kalau 5 atau 10 persen, tentunya lebih besar dari hitungan tersebut. Belum termasuk jika didaerah tersebut ada mega proyek pembangunan dan program rekruitmen serta mutasi PNS di lingkungan Pemkab. Konon juga menghasilkan anggaran (di luar sumber APBD).
Singkatnya, tidak sulit bagi incumbent untuk mendapatkan biaya politik. Persoalannya, apakah yang bersangkutan punya keberanian untuk menggunakan anggaran tersebut ? Karena gambling atau spekulasinya tinggi. Tidak salah, jika orang menyebut sebagai ajang perjudian. Pilihannya hanya dua, jika tidak kalah, ya menang, atau sebaliknya. Inilah, yang sering menghantui incumbent..
Sambil terus nyerocos dan memaparkan 'intisari-intisari' pengalamannya itu. Saya pun cuma mengangguk-angguk bodoh sambil menguap tanda mengantuk beberapa kali. Rupanya teman saya tadi pun cukup paham, manakala obrolan itu sudah tidak lagi menarik. Dengan beberapa kalimat basa-basi khasnya obrolan yang tidak menarik , akhirnya obrolan ini pun kami akhiri dengan 'damai'.
Malamnya sebelum tidur.. saya ambil beberapa potongan artikel berita tentang sosok Joko Widodo. Seakan ingin mendinginkan kepala saya akibat hantaman cerita uang Milyaran Untuk Jadi Bupati, beberapa saat lalu.
Foto beliau saya tatap dalam-dalam, sambil berujar :
" Saya percaya dan yakin ! Panjenengan tentu tidak menghabiskan milyar-milyaran uang untuk jadi seperti sekarang ini khan pak ?"
Salam !
# Gun Javanes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H