Mohon tunggu...
Muhammat Guntur Budiawan
Muhammat Guntur Budiawan Mohon Tunggu... swasta -

Suka menulis, karna terlena tulisan2 keren dari kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Piawai, Bos Freeport Perlu Belajar Intelijen

4 Desember 2015   14:54 Diperbarui: 4 Desember 2015   14:54 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WikiLeaks menyebut , Mata-mata Australia menyadap percakapan telepon selular para pejabat Indonesia dan data publik, yang berhubungan dengan Pilpres. Diantara sadapan itu muncul percakapan Jokowi dengan beberapa pihak saat pilpres 2014.

Terkuaknya bukti kecurangan Pilpres juga dimiliki kubu Prabowo Subianto yang menjadi lawan Joko Widodo saat Pilpres. Saat itu, bukti data tim Prabowo yang disampaikan Sekjen Partai Golkar Idris Marham menyebut bahwa adanya pemungutan suara ulang (PSU) disejumlah daerah diantaranya enam kabupaten/kota di Jawa Timur, 5.814 TPS di DKI, dan beberapa provinsi lainnya.

Bukti data ini juga diketahui Bawaslu-RI, dan merekomendasikan kepada KPU. Tapi semuanya terpental. Padahal, sedikitnya ada sekitar 10 kontainer bukti kecurangan Pilpres, dan 52.000 data dari 2 boks yang dikeluarkan.

Perkembangan terakhir mengenai perpanjangan kontrak karya Freeport. Saat Pilpres 2014, perusahaan tambang ini juga berkemungkinan menjadi salah satu bandar, itulah kemudian mantan Wakil kepala BIN yang merupakan Purnawiran TNI Ma’ruf Sjamsoeddin dijadikan sebagai Presiden Direktur PT Freeport yang 9,36 persen sahamnya dimiliki Pemerintah Indonesia dan 90,34 persen milik Freeport/FCX.

Bahkan dalam negosiasi, saham Pemerintah Indonesia akan dipecah menjadi 33 persen (rekaman isi pertemuan). Kemudian 20 persen dipecah diantaranya 11 persen milik Joko Widodo dan 9 persen milik Jusuf Kalla.

Tugas utama mantan wakil kepala BIN menjadi Presdir Freeport yaitu perpanjangan Kontrak Karya. Itu juga dibenarkan Ma’ruf saat sidang di MKD Kamis (3/12) dirinya mengakui jika kontrak karya tidak dilanjutkan maka dia akan keluar dari Freeport. Hal ini mengarah kepada tugas utama Ma’ruf.

Kendati kecurangan Pilpres mulai dibongkar dan dikuatkan dengan rekaman pengusaha Reza Chalid. Prabowo Subianto tampaknya belum merespon sinyal kecurangan ini. Media sulit untuk bertemu dengan orang nomor satu di Gerindra tersebut.

 

Lalu bagaimana akhir cerita ini??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun