[caption caption="SUMBER FOTO : BBC"][/caption]FREEPORT sukses mengobok-ngobok Pemerintah Indonesia, ini terlihat dari adanya kemelut 'Papa Minta Saham' belakangan juga ramai adanya meme 'Papa Curang'. Apa sebenarnya yang terjadi?
Berawal dari pertemuan terlarang antara Presdir Freeport Ma’ruf Sjamsoeddin, pengusaha minyak Reza Chalid dan Ketua DPR-RI Setya Novanto. Dalam pertemuan itu, banyak media memberitakan soal negosiasi saham freeport dan proyek PLTA urumuka, Papua.
Pertemuan pada 8 juni 2015 juga mengundang insting Bos Freeport yang merupakan mantan Wakil Kepala BIN untuk merekam isi percakapan pertemuan 3 orang itu. Tujuannya untuk memproteksi indikasi yang tidak substantif.
Kendati begitu, Kisruh papa minta saham tidak akan terjadi, jika Ketua DPR-RI Setya Novanto tidak mengajak Reza Chalid. Sebab, Reza tidak memiliki kompetensi soal pertambangan, lantaran Reza merupakan pengusaha Minyak. Secara substantif beda objek pembahasan.
"Sikk...sik..." tapi, Aku ndelok TV winginane yok ternyata sekelas wakil kepala BIN tidak punya proteksi adanya kemungkinan terburuk jika dia menghadiri pertemuan itu. Padahal, Bos Freeport Indonesia itu tau jika Setya Novanto tidak punya wewenang untuk mempengaruhi kontrak karya antara Freeport dan Pemerintah Indonesia. Lantaran, Setnov bukanlah pejabat eksekutif.
Lalu, dimana insting Inteligen Bos Freeport. Padahal, jika mantan wakil kepala BIN semestinya dapat menganalisasi sebelum terjadi karna itulah tugas intelijen. "Saya saran perlu banyak belajar kepada Hendropriyono"
Mestinya Purnawirawan TNI dari korps Kopasus dengan pangkat terakhir Marsekal Muda ini piawai. Lalu ada apa dengannya? Ma'ruf terbilang orang baru di Freeport, dia menjadi Presdir Freeport pada 7 januari 2015. Salah satu tugas utamanya adalah mensukseskan perpanjangan Kontrak Karya. Apakah tugas ini, yang membuat insting Intelijen Ma'ruf menjadi lemah?
untuk mensukseskan kontrak karya, ma'ruf terbilang cukup agresif, sampai-sampai bertemu dengan Ketua DPR yang tidak memiliki kompetensi apalagi pengusaha minyak.
Lemahnya insting intelijen dia akhirnya jadi kacau. Bagaimana tidak, rekamanya melebar sampai kepada kecurangan Pilpres. Uppss...bisa bahaya ini! "Tak pikir yo ngunu"
Beberapa pembicaraan terkait kecurangan Pilpres 2014 oleh Jokowi-JK antara lain pemalsuan dana kampanye, sumbangan kampanye liar, pembelian suara pemilih di Papua lewat sistem noken, dan pengerahan Binmas kepolisian untuk mengarahkan pilihan masyarakat. Pun terkuak.
Ini dapat dikaitkan dengan penyadapan yang dilakukan EJ Snowden. Hasil sadap WikiLeaks yang dimuat di harian terbitan Selandia baru pada maret 2015 silam ini, sekan-akan menjadi salah satu petunjuk.