kendati mendapat tekanan, Setya, tetap dalam posisi bertahan, hanya menjawab "Kalau bikin gaduh, ya saya minta maaf," Kata Setya kepada media Rabu (18/11/2015). "Lha ini sudah gaduh kok baru ujug minta maaf"....setya....setya...atau setia.
Setya juga memaksa saya harus menulis di kompasiana, (padahal baru belajar menulis), bukannya saya jengkal dengan Setya, tidak! Tapi tidak habis pikir, politisi yang sudah tua di DPR itu tidak berusaha bijak,
Seandainya Setya berucap begini : "Saya atas Nama bla..bla.. memilih mundur sementara sebagai Ketua DPR-RI, sampai kasus saya ini benar-benar clear, supaya rakyat tidak menuduh saya lebih jauh" atau entahlah bahasa apa yang keren...
Nah, Mungkin lebih elegan sebagai ketua DPR, begitu... Karna memang Pak Setnov dihadapkan dengan pilihan bijaksana. Pilihan yang bisa mengajarkan bangsa ini harus bersikap bijak ketika berhadapan dengan masalah apalagi berhadapan dengan orang nomor 1 di Negeri ini. Brarti, pak Setnov secara tidak langsung sudah mengajari kita cara menghadapi masalah, mudah-mudahan mendapatkan pahala....
Sebab, Rakyat Indonesia itu tidak suka kucing-kucingan, Mungkin pak Setnov taulah karakter Rakyat. Rakyat lebih suka seorang publik figur yang bijak. "Bukannya bertahan, tapi akhirnya hancur" Mending selamatkan dulu lembaganya pak, jika banyak tuduhan begitu, biarkan personal pak Setnov saja yang hadapi, jangan pakai embel-embel DPR. Kasian.... (dalam hati, apa saya harus panggil pak Andi Malaranggeng ngajari pak Setnov Bijak, karna sya anggap orang paling bijak di Indonesia ini Andi Malaranggeng)
Mungkin begitu dulu sementara., karna sudah 2 jam saya menghadap kompasiana memikirkan tulisan untuk pak Setya.Mudah-mudahan ada berita Pak Setnov Mundur.
Akhirnya Wassalam..
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H