Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kena Pelet Jokowi karena Makan Siang di Istana?

16 Desember 2015   09:06 Diperbarui: 16 Desember 2015   12:06 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden jokowi undang Gojek ke Istana (sumber:antaranews.com)"][/caption]Sepertinya lebih istimewa supir gojek yang diundang ke istana ketimbang 100 kompasianer kemarin. Supir gojek itu lebih menghargai undangan Jokowi ketimbang beberapa kompasianer yang terdeteksi sebagai hater.

Saya tertawa terbahak-bahak dengan komen netizen saat semerbak kabar undangan makan siang di Istana kepada kompasianer. Saat Kompasianer itu terdeteksi hater.

Memang kalau udah benci ya tetap aja benci walau sudah diundang ke istana sambil makan siang. Hanya di jaman jokowi para hater bisa diundang. kalau jaman mbahku Harto hater udah diundang ke nusa ikambangan.

Walau sudah diundang masih juga nyinyir bilang makanannya tidak ada menu ikanlah, bilang banyak aturan lah harus pake batik. Sungguh tak tahu diuntung.

Memangnya masuk mesjid nggak ada aturan seperti masuk istana. sampeyan kalau masuk mesjid cuma pake kolor doang walau nutupi lutut dan puser yang jadi batas aurat laki-laki tetap aja sampeyan dicap orang sinting.

Jadi untuk para hater yang diundang ke istana tetaplah menjadi hater biar nggak ada tuduhan bahwa setelah makan-makan diistana akhirnya jadi kena pelet dan jadi memuji-muji Pak jokowi.

Bahkan gara-gara undangan ini admin seperti bang Isjet kena bully gara-gara ada undangan yang nyasar ke Ira Omar dan Agus Koto. hater sejati ini mentah-mentah menolak undangan pak Jokowi takut kena jebak seperti tikus dan satu lagi kena takut kena pelet entar hilang daya kritisnya. hahaha ngakak guling2 dech.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun