Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ical Tuduhan Fitnah dan "Kualat" Kepada Korban Lapindo

18 Maret 2015   22:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_403866" align="aligncenter" width="420" caption="Abu Rizal Bakri (Sumber Foto Kompas TV: docpri)"][/caption]

Tadi sore sepulang kerja sambil istirahat saya menikmati bertia di Kompas TV. Tayangan sedang live mewawancarai Ical alias Abu Rizal Bakri (ARB) . Tema wawancara tak jauh-jauh dari kisrub partai Golkar yang terancam pecah menjadi dua kubu. Dimana kubu Agung Laksono telah mendapat pengakuan dari Menkumham.

Saat diwawancara Ical terlihat lemas dan tidak bersemangat menjawab pertanyaan reporter saat itu. Kadang jawaban yang diberikan Ical lari dari pertanyaan sang reporter yang kelihatan kewalahan menghentikan Ical yang berbicara terus tanpa memberi kesempatan reporter. Reporter juga kesulitan saat Ical menuduh Kompas TV menyebarkan berita fitnah terkait kisruh Golkar yang dinilai oleh Ical bisa memecah belah Golkar.

Tuduhan yang terlihat lucu karena bukan hanya Kompas TV yang menyiarkan pemberitaan tentang kekisruhan Golkar. Hampir semua media menyiarkannya. Kemungkinan hanya TV One yang notabene milik Ical yang tidak menyiarkannya.

Ical sebagai pemilik TV One hanya pandai menasehati stasiun TV lain dan tak pernah menasehati TV One yang jelas-jelas beritanya kadang hanya rekayasa dan selalu mengulang-ngulang berita yang merugikan pihak musuh politik Golkar dan KMP. Apalagi saat pilprer kemarin TV One sendiri yang beritanya memang beda.

Pembaca mungkin masih ingat kasus banjir Jakarta tahun 2014 saat pak Jokowi masih Gubernur DKI yang hanya sekian centimeter tapi diberitakan TV One banjirnya sudah setinggi 7 meter. Bahkan dalam setiap wawancara reporter TV One terlihat sangat memojokan orang yang diwawancarainya. Malahan Ahok pernah menyemprot reporter TV One yang bertanya dengan tuduhan atau terkesan melakukan penyidikan bukan pertanyaan layaknya wartawan.

Sepertinya Ical sebagai pemilik TV One ingin menjatuhkan Kompas TV yang notabene menjadi pesaing bisnis media televisi yang sama-sama bergerak dalam bidang televisi pemberitaan. Ical di acara wawancara live itu sengaja ingin menjatuhkan Kompas TV dengan tuduhan sebagai penyebar berita fitnah terkait kisruh Golkar.

Ya publik sendiri sudah tahu media mana yang penuh dengan fitnah dan rekayasa. Malah menurut saya pemberitaan media terhadap kisruh Golkar memang merupakan berita yang benar karena secara defacto kubu Agung Laksono yang sekarang diakui dan telah keluar dari KMP yang hanya tinggal Gerindra dan PKS saja.

Golkar yang sejak awal didirikan merupakan partai pendukung pemerintah tak ingin menyalahi "kithanya". Di bawah Ical Golkar malah loyo padahal mereka pemenang kedua dengan perolehan 14% suara di Pileg 2014 kemarin. Bisa-bisanya memiliki suara kedua setelah PDIP kok gak bisa mencalonkan diri jadi Presiden dari partai sendiri malah mendukung Prabowo yang perolehan suaranya hanya 11%. Itulah kesalahan Ical yang tertipu dengan ambisi yang dijanjikan akan diangkat jadi menteri utama atau selevel perdana menteri.

Sekarang nasi sudah jadi bubur, Kubu Ical banyak yang kabur mendukung Golkar yang sekarang dinakhodai Agung Laksono. Mungkin juga nasib Ical sekarang ini karena dia "kualat"  karena mendzolimi para korban lumpur Lapindo yang telah kehilangan kampung halaman mereka. Bisa saja sih soalnya doa orang yang dizholimi itu mustazab atau cepat dikabulkan.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun