[caption id="" align="aligncenter" width="653" caption="Presiden RI Joko Widodo / Kompas.com"][/caption] Tak kurang-kurang pak jokowi masih saja dihujat dan dicaci maki di medsos maupun di warung kopi oleh mereka-mereka yang sakit hati. Padahal kampanye pilpres sudah lama usai namun sepertinya kampanye belum usai padahal pilpres masih 5 tahun lagi. Entah apa mereka berbuat begitu, selalu saja statusnya menghujat dan menghina bahkan dengan kata yang tak pantas mengatakan Jokowi dodol, otak eror dan lain bahasa yang tak pantas dikeluarkan oleh orang yang katanya berpendidikkan sarjana S1,S2 bahkan S3 dan juga bergelar ustadz dan profesor. Saya perhatikan jika status mereka tentang hujatan kepada pak Jokowi pastilah selalu ramai dengan komentar, namun jika statusnya biasa-biasa aja atau bercerita tentang dirinya hanya segelintir yang komen. Apalagi kalau statusnya tentang jualan malah sedikit yang komen dan like. Sepertinya mereka menikmati stsus-status yang menghujat jokowi karena banyak yang mengomentari baik yang pro dan bahkan yang kontra. Heran juga sih ada orang yang menikmati hidup dengan selalu membully pak jokowi. Malah mereka beralasan, " namanya juga pak Jokowi presiden ya selalu dibicarakan kalau satpam untuk apa membicarakan satpam?" Itulah kilah mereka. Tapi apakah mereka tak sadar telah melemparkan pahala amal kebaikan mereka kepada pak Jokowi. Mereka-mereka ini adalah orang-orang yang bangkrut di akhirat. Betapa tidak bangkrut karena hakikatnya mereka-mereka itu sedang melempari pak jokowi dengan pahala kebaikan mereka. Saya akan menukilkan kembali hadis Rasulullah SAW yang berkenaan dengan hal ini. Suatu ketika Rasulullah saw. Bertanya kepada sahabat-sahabatnya, "Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab, "Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak mermliki harta benda". Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakatnya dan pahala hajinya, tapi ketika hidup di dunia dia mencaci orang lain, menuduh tanpa bukti terhadap orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpahkan darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain, Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada orang yang di dzaliminya. Semuanya dia bayarkan sampai tidak ada yang tersisa lagi pahala amal sholehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu. dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka." Kata Rasulullah selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki akhlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka.” (HR Muslim no. 6522, At-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya) Mungkin diantara mereka ada yang memahami maksud hadist ini mungkin ada juga yang tidak, namun siapapun orang nya kita tak diperkenankan menggibah dan menghujat orang lain kalau tidak ingin pahala kebaikan kita diberikan kepada orang yang kita ghibah dan kita gunjingkan tadi. Walau nantinya bakal ada pembenaran yang mereka buat sendiri untuk melegalkan perbuatannya itu dengan mengatakan hal-hal yang benar menurut pemikiran mereka sendiri bahakan nanti hadist ini pun akan dibantah dengan hadist yang lain. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang bangkrut di akhirat kelak. Wallahu'alam bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H