Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Tak Takut Disadap, Beda dengan Anggota Dewan

24 Februari 2014   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Jokowi tak takut disadap (sumber foto:tribunnews.com)"][/caption]

Heboh penyadapan terhadap Jokowi menjadikan Jokowi diejek dan menjadi bulan-bulanan media dan juga para pembenci Jokowi (Jokowi hater). bahkan ada yang menuduh bahwa aksi penyadapan ini hanya akal-akalan PDIP saja agar Jokowi mendapat perhatian media lagi (pencitraan).

Banyak pengamat politik dan politikus sendiri yang berkomentar miring terhadap penyadapan Jokowi ini. Tak kalah sengit Ruhut sitompul yang memang anti Jokowi berkomentar bahwa ini aka-akalan PDIP untuk mendongkrak Jokowi karena citranya kurang baik sejak banjir dan kasus busway karatan dari China.

Belum lagi pemberitaan media yang memojokan kenapa Jokowi gak lapor polisi sebelumnya kalau disadap pada bulan desember yang lalu? Alhasil banyak berita miring sampai tanggapan Jokowi yang juga tak serius menanggapi penyadapan terhadap dirinya.

Jokowi yang tak mau melapor ke polisi atas aksi penyadapannya malah membuat curiga para lawan politiknya dan menuduh bahwa itu hanya rekayasa saja. Benar atau tidaknya peristiwa penyadapan itu hanya Jokowi dan Tjahyo Kumolo yang tahu. Apalagi isu ini pertama kali dilontarkan oleh Tjahyo Kumolo salah seorang petinggi PDIP.

Karena Jokowi itu orangnya apa adanya dan tak neko-neko. Maka Jokowi sangat tenang dan tak takut akan aksi penyadapan terhadap dirinya. Malah dia sambil bergurau berkata. "Soal nasi goreng,sate kambing..." Nah itu yang mereka sadap. Jadi mereka (para penyadap red) sangat rugi menyadap Jokowi karena tak mendapatkan hasil apa-apa.

Jokowi juga mengatakan bahwa alat sadapnya cuma seharga 1000, 2000 (gak pake persen), yang berarti memang sepertinya Jokowi tak ambil pusing atas penyadapan terhadap dirinya. Ini berbeda jauh dengan anggota Dewan baik DPRD maupun DPR pusat yang sangat takut disadap KPK. Sampai-sampai mereka akan mengebiri KPK dengan  UU baru agar KPK tidak bisa menyadap mereka.

Belum apa-apa DPR sudah mikir Undang-Undang agar mereka bebas tak disadap. Selama ini KPK sangat terbantu dengan menangkap tangan para koruptor baik anggota dewan maupun pejabat yang informasinya dari rekaman pembicaraan telepon yang disadap oleh KPK.

Nah, jadi kalau Jokowi saja tak takut dan tak ambil pusing terhadap penyadapan atas dirinya. Ini menunjukkan bahwa Jokowi itu orangnya memang benar-benar bersih,jujur dan tak neko-neko. Beda 180 derajat dengan anggota Dewan dan pejabat lain yang merasa diintai dan privasinya terganggu karena merasa terus disadap KPK.

Padahal walau masih disadap KPK mereka pakai bahasa sandi yang KPK sulit untuk menterjemahkannya. Mereka beranggapan dengan bahasa sandi KPK tidak bisa mengetahui makna obrolan mereka itu. Bagi yang sering mengikuti persidangan dan mendengarkan percakapan para koruptor itu pastilah sudah sering mendengar kata sandi seperti "apel malang", "pustun", "jawa sarkiyah" dan lain-lain bahasa sandi yang digunakan untuk mengecoh KPK.

Namun sayang para koruptor itu tak menduga bahwa KPK juga ahli dalam menterjemahkan sandi-sandi. Jadi sekarang mereka lagi mencari cara agar bebas dari penyadapan dengan berusaha sedapat mungkin mengebiri KPK agar tak bisa menyadap mereka lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun