Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Diteror dan Disabotase Itu Sudah Biasa, Gak Mikir....

25 Februari 2014   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elite PDIP (sumber foto:kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="780" caption="Elite PDIP (sumber foto:kompas.com)"][/caption]

Seorang Jokowi orang yang menghambat laju capres 4L (loe lagi loe lagi) sudah biasa diteror. Sudah lama kasus peneroran Jokowi sejak menjabat jadi Walikota Solo sampai saat kampanye Pilgub DKI 2012 yang lalu. Maklumlah, seperti kisah film dan sinetron Indonesia pasti juga terjadi di dunia nyata.

Seorang Jokowi sebagai pejabat publik atau calon presiden walau belum dicapreskan pastilah banyak diteror dan disabotase. Seperti informasi yang dilontarkan oleh Puan Maharani yang menyatakan bahwa Jokowi pernah disobek-sobek ban mobilnya, dan saat mau mengunjungi suatu pulau kapal boat yang mau dinaiki Jokowi meledak dan terbakar.

Benarkah itu hanya hoax dan kenapa baru diinformasikan sekarang oleh petinggi-petinggi PDIP? Ada apa ini? Begitulah para Jokowi hater menduga-duga dan beropini sambil memancing di air yang keruh. Atau memang kejadian lama yang memang selalu diceritakan Jokowi kepada elit PDIP sengaja dibongkar untuk menarik perhatian media?

Kembali lagi soal teror kepada Jokowi sangatlah wajar. Saya saja sebagai orang biasa sangat kagum atas keberanian Jokowi yang berani blusukan ke kampung-kampung sendirian atau tanpa pengawalan yang cukup memadai seperti para pejabat yang lain yang mesti dikawal patroli Polisi jika mau bepergian kemana pun.

Lah ini pak Jokowi dengan santai berjalan sendiri, padahal bisa saja musuh politiknya mengirim sniper untuk menembak pak Jokowi seperti tulisan salah seorang kompasianer yang mengatakan Jokowi bisa ditembak.

Nah inilah hebatnya Jokowi, apakah Jokowi punya ilmu kanuragan dalam istilah Jawa "wareg tonpo mangan,sugih tonpo  bondo,menang tonpo tanding". Kita tak bisa menduga-duga. Namun hati bersih yang dimiliki Jokowi selalu melindunginya kemanapun dia pergi. Gusti Allah sang pemilik hidup masih memberikan perlindunganNya kepada Jokowi dan itu tak bisa dikalahkan oleh kekuatan apapun di dunia ini.

Sejatinya Jokowi tak melaporkan kejadian teror maupun sabotase yang dilakukan lawan-lawannya kepada polisi karena Jokowi merasa itu sudah biasa dalam perjalanan hidupnya. Jokowi merasa tak punya lawan, semua dianggap teman. makanya kemana pun dia melangkah merasa aman.

Coba bagi orang yang merasa banyak musuh dan selalu was-was. kemana melangkah mesti dikawal. malah ada sangking takutnya tak pernah keluar rumah atau minta selalu dikawal bodyguard yang bayarannya super mahal. Itu karena rasa aman sudah dicabut dalam hati nya jadilah dia selalu merasa ketakutan sendiri.

Jokowi tak mikir, dan tak mau membesar-besarkan kasus teror dan sabotase yang sering menimpanya. Memang beliau selalu memberitahukan keapda elit partai sebagai bahan instropeksi diri. Bukan untuk digembar-gemborkan.

Kalaupun elit PDIP seperti Tjahyo kumolo dan Puan Maharani mempunyai agenda lain atas kejadian yang menimpa Jokowi beberapa waktu yang lalu untuk mencari perhatian media ya itu wajar di musim kampanye ini. Jadi yang lain jangan sewot dan jangan iri karena mereka punya cara-cara sendiri untuk menarik konstituennya. Demikian juga dengan partai lain silakan dengan cara-cara sendiri untuk melakukan kampanye dan jangan pula iri atau sinis terhadap apa yang dilakukan oleh lawan politik masing-masing.

Ingat tak ada teman yang abadi dan tak ada musuh yang abadi apalagi di dunia politik ini. Semua punya kepentingan. Apapun kepentingan dari Tjahyo dan Puan kita lihat saja dalam kiprah selanjutnya. Jika memang merugikan Jokowi ya, siap-siap saja rakyat yang akan menghukum kelakuan mereka.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun