Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Juga Milik Umat Islam

14 April 2014   16:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="702" caption="Joko Widodo Capres RI 2014 (sumber:kompas.com)"][/caption]

Kampanye hitam berupa SARA masih marak di negeri ini. Orang-orang yang katanya terdidik dan telah mengenyam pendidikkan tinggi S2 bahkan S3 di luar negeri juga masih memegang prinsif SARA yang membuat sempit pemikiran dan nalarnya yang telah dijejali dengan segala ilmu dan philosofy. Saya pikir hanya orang-orang kampung yang masih bisa diadu domba dengan sara ternyata saya salah. Penyebar intrik sara di kampung malahan seorang ustadz dan terdidik dalam ilmu agama dan mungkin ilmu-ilmu lainnya.

Sejak Jokowi dicalonkan menjadi Gubernur DKI, isu sara gencar menyerang Jokowi. Tak kurang si Raja dangdut menyebar fitnah dari masjid ke masjid untuk menjatuhkan citra jokowi dan menuduh Jokowi bukan Islam dan orang tuanya beragama Katolik.

Setelah dibantah oleh Jokowi sendiri dan sang Ibu baik di televisi maupun media online barulah Rhoma menangis memohon-mohon maaf kepada Jokowi di depan Bawaslu ketika dipanggil untuk mempertanggung jawabkan isu yang dilontarkannya.

Isu kemudian berkembang semakin santer ketika Jokowi dicapreskan oleh Megawati. Tak mempan dengan isu agama, sekarang jokowi dituduh antek China dan dituduh pak Jokowi keturunan China. Isu pun berkembang terus sampai sekarang dan ingin mencitrakan bahwa Jokowi tidak mewakili umat Islam, apalagi Jokowi didukung oleh partai berbasis nasionalis bukan Islamis.

Senjata yang mendikotomikan Jokowi sebagai bagian yang tidak mewakili umat Islam ini pastilah terus akan dihembuskan di dunia maya maupun nyata saat kampanye pilpres 2014 ini. Jokowi dan timsesnya menyadari hal ini, sehingga untuk menghilangkan kesan ini Jokowi harus bisa menarik simpatik dari para Ulama NU yang mewakili mayoritas Umat Islam di Indonesia.

Jika dukungan dari para Ulama NU ini diperoleh walau bukan melalui koalisi dengan PKB, insya Allah jalan Jokowi menjadi RI 1 kan semakin mulus. Isu tentang sara yang mungkin dihembuskan oleh pendukung capres lain tidak akan mempan mengingat umat Islam di Indonesia merupakan penganut Islam yang cinta damai. Lihat saja di kampung-kampung di hampir seluruh Indonesia yang banyak warga Nahdiyin mereka hidup harmonis dan toleransi yang tinggi antar sesama umat manusia. Itulah ajaran Islam yang sebenarnya "rahmatan lil alamin" memberi rahmat untuk seluruh alam.

Salam Damai Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun