Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi - JK Kurang Gagah

16 April 2014   22:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) bertemu mantan KSAD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu seusai menjadi saksi pernikahan anak Sys NS, Minggu (13/4/2014). (Sumber Foto:tribunnews.com)"][/caption]

Ada opini yang  berkembang bahwa Jusuf Kalla mantan wakil presiden di era SBY tahun 2004-2009  akan mendampingi Jokowi menjadi cawapres. Namun setidaknya JK merupakan bagian dari 4 L (Loe  Lagi loe Lagi) yang kurang diminati rakyat.

Sebagai warga biasa saya mengharapkan pendamping Jokowi berasal dari kalangan militer. Sebenarnya dulu jika pak Prabowo tidak arogan dan brangasan saat Jokowi dicapreskan Megawati. kemungkinan koalisi PDIP-Gerindra mungkin sudah terwujud dengan Prabowo sebagai wakil presidennya. namun karena emosional akhirnya kubu Gerindra seperti memusuhi PDIP dan koalisi bakalan tak terjadi.

Kalangan militer sebagai tameng jokowi yang bisa menambah kewibawaan pemerintahannya. Untuk urusan ekonomi makro dan mikro Jokowi bisa mencari menteri-menteri yang handal dari internal partai maupun dari partisi yang memang sudah terbukti prestasi dan kontribusinya untuk negeri ini.

Militer diperlukan sebagai bamper agar Indonesia semakin kuat dan disegani oleh para pembuat onar yang ingin menteror negeri ini. Ada nama-nama yang muncul dikalangan militer seperti mantan KASAD Jendral Ryamizard Ryacudu.

Sebagai pasangan solid yang semakin menambah nilai jual capres dan cawapres dari PDIP ini setidaknya bisa mendongkrak perolehan suara dan semakin meyakinkan pasangan ini bakalan dilantik pada medio Oktober 2014 nanti.

Jika Jokowi berpasangan dengan JK, kelemahan Jokowi akan terjadi ketimpangan dipihak pendukung yang tak menginginkan JK sebagai wakil presiden karena dianggap sebagai muka lama yang sudah pernah menjabat sebagai wapres dijaman pak SBY. JK juga dinilai terlalu mendominasi SBY sehingga diperiode kedua mereka "bercerai".

Jika pasangan Presiden dan wakilnya keduanya dari sipil maka kelihatan kurang gagah, ini pandangan pribadi saja . JK sebaiknya benar-benar menikmati masa pensiunnya dan mengabdi kepda Masjid sesuai dengan ucapannya dulu.

Dalam dinamika politik apapun bisa terjadi, kemungkinan yang paling pahit pun bisa saja terjadi seperti yang dialami oleh pak Prabowo, Abu Rizal Bakri, Wiranto dan Hari Tanoe. Dalam pilpres ini mereka hanya sebagai penggembira saja. Rakyat menginginkan pemimpin yang sederhana,apa adanya dan bukan ada apanya. Rakyat  juga menginginkan  pemimpin dengan wajah-wajah baru seperti Jokowi dan Ryamizard ini.

Pasangan serasi yang kemungkinan besar memenangkan pilpres 2014 ini akan segera diumumkan pada saat yang tepat oleh PDI yaitu  setelah penghitungan (real count) Pileg 2014 diumumkan oleh KPU. Kita sebagai rakyat yang mendukung Jokowi berharap Jokowi  dan PDIP tidak salah memilih orang yang akan menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2014 yang akan datang.

Salam Pemilu damai menyongsong Indonesia Baru.

Sumber bacaan :

http://nasional.kompas.com/read/2014/04/09/1816062/Jokowi.Tegaskan.Tentukan.Cawapresnya.Sendiri?utm_source=nasional&utm_medium=cpc&utm_campaign=artbox

http://wartakota.tribunnews.com/2014/04/14/ryamizard-ryacudu-siap-jadi-cawapres-jokowi

http://www.gatra.com/pemilu-capres/50953-pengamat-sosok-kapitalis-tak-pantas-dampingi-jokowi%E2%80%8F.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun