Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

UN Tak Beres Gara-gara Jokowi

6 Mei 2014   13:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="471" caption="Ilustrasi (sumber foto: liputan6.com)"][/caption]

Memang aneh pak Jokowi, gara-gara dia menang jadi Gubernur DKI semua kebijakannya tak ada yang benar. Semua disalah-salahkan. Jokowi ibarat anak tiri. Seperti kisah bawang merah dan bawang putih pak Jokowi itu bawang putihnya. Lihat saja di tv-tv semua kebijakan Jokowi dikritisi.

Beda dengan pejabat yang namanya bukan Jokowi, kebijakan seburuk apa pun tak pernah dikritisi media, malah tak terdengar kalaupun terungkap itu pun karena tertangkap tangan KPK. Memang pak Jokowi ini sangat fenomenal. Apapun kebijakannya, sebaik apapun prestasinya pasti saja tetap dikritisi.

Seperti halnya UN SMA dan SMK yang ada nama Jokowi di soal bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Konon Jokowi dituduh melakukan kampanye di sana. Bahkan gara-gara namanya muncul di soal itu Jokowi dijadikan bulan-bulanan media.

Kemarin UN tingkat SMP juga Jokowi kena getahnya. Gara-gara katanya ada nama Jokowi di soal bahasa Indonesia katanya soal jadi banyak direvisi. Banyak aturan soal yang tiba-tiba ruwet dan membingungkan para guru yang menjadi pengawas. Bahkan membingungkan siswa. Siswa tidak hanya harus menjawab soal dengan benar. Namun siswa harus juga mengurutkan soal dan mencocokan dengan aturan baru yang membingungkan.

Tuduhan ketidak beresan UN langsung mengkambing hitamkan Jokowi, alasan terjadinya revisi soal UN SMP karena untuk menghilangkan soal-soal yang ada nama Jokowinya. Apakah memang demikian adanya? Atau alasana yang dibuat-buat untuk menutupi ketidakberesan UN tahun ini.

Sudah banyak yang menuntut agar UN dihapuskan, akan tetapi oknum yang berkeentingan dan mendapat keuntungan dari hajatan UN ini seperti tuli dan sengaja menutup-nutupi dan malahan mengkambing hitamkan Jokowi yang dituduhkan kampanye di soal UN.

Sungguh naif jika mereka menuduh Jokowi kampanye melalui soal UN. Apalagi untuk soal SMP. Apakah anak-anak SMP sudah wajib mencoblos di pilpres 2014 ini? Sungguh tuduhan yang sangat tak berdasar dan merupakan sesat pikir atau memang pikirannya sudah sesat sejak lama. (Komentar tuduhan itu bisa anda baca di artikel ibu luluk yang sedang TA tentang Kacaunya UN).

Tapi ya sudah lah, pak Jokowi itu sudah kebal akan hujatan apapun untuk dirinya. Semakin dihujat pamor pak Jokowi semakin bersinar. eda dengan pejabat yang lain, kalau dihujat ya dihujat saja tak ada pamor apa-apa wong memang bersalah dan hujatannya nyata. Sedangkan pak Jokowi banyak hujatan yang dicari-cari,dibuat-buat agar bagaimana Jokowi bisa dibenci rakyat. Alih-alih dibenci pak jokowi makin banyak simpati kepada beliau.

Ini memang jamannya pak Jokowi, semoga pak Jokowi nanti kalau sudah jadi presiden tidak dendam kepada yang menghujat mereka. Tidak balas dendam dan tidak menzolimi yang menzolimi. Jokowi bisa legowo agar mereka yang frustrasi karena Jokowi menjadi presiden tidak pindah menjadi warga negara lain.

Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun