Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berita Jokowi Diplintir Media Abal-abal

7 Mei 2014   16:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Screenshoot salah satu media online yang memuat berita Hoax tentang pak Jokowi (sumber foto:docpri)"][/caption]

Jaman sekarang siapa saja bisa bikin media online. Hanya bermodal sewa hosting seharga Rp 250 ribu, lalu download portal berita gratisan. Apa ada aturan untuk membuat media online? Sepertinya ada tetapi pengawasannya tidak terlaksana dengan baik. Konon lagi mengawasi media-media online wong mengawasi blog-blog yang berbau pornografi tak terawasi.

Pada masa-masa kampanye banyak media-media online bermunculan baik yang abal-abal maupun resmi. Kode etik jurnalistik pada media online sepertinya tidak ada yang mengawasi. Semestinya pengawasan ini dilakukan secara ketat agar semua media menjalankan etika jurnalis agar tidak menyebarkan berita bohong dan fitnah.

Semakin maraknya media abal-abal akan mengecoh orang-orang awam yang baru melek internet. Berita-berita fitnah tentang Jokowi marak dimedia berbau Islam dan mengatas namakan Islam. Padahal ajaran Islam itu sangat mengharamkan perbuatan fitnah,ghibah bahkan menghina orang lain.

Seperti berita di kompasislam,pkspiyungan,voaislam,arrahmah,petikan yang merupakan situs berbayar. Belum lagi di blog-blog gratisan yang bertaburan menyebar fitnah dan hujatan bahkan kisah-kisah hayalan. Bahkan konten pornografi pun bertebaran secara bebas di blog-blog gratisan yang tak bisa dibendung oleh pihak yang berwenang.

Coba anda baca salah satu link berita disalah satu itu. Apalagi di petikan.com, ada berita tentang Jokowi yang sumber tulisannya sama sekali tidak nyambung dengan isi tulisannya. Sungguh tak pantas disebut sebagai media online dan hanya pantas disbut media online abal-abal.

Siapa yang harus bertanggungjawab atas konten-konten media online? Apakah tidak ada yang mengaturnya? Jioka bebas seperti sekarang ini siapapun bisa membuat berita. Berita-berita yang bertaburan di media online ini sering tersebar melalui medsos baik facebook dan twitter.  Wal hasil pengguna internet terkecoh dengan media abal-abal yang tak jelas siapa yang mengelolanya.

Para pembaca yang bijak tentunya tak akan mudah percaya dan menelan bulat-bulat setiap berita dari media yang tak jelas seperti ini. Bahkan media sekaliber thejakartapost juga tergelincir memberitakan fitnah tentang Jokowi.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun