Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saya Menjadi "Dokter" Menjelang Usia 39 Tahun

17 Mei 2014   17:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu saya punya cita-cita mau jadi dokter, namun Tuhan menakdirkan lain.Ayah meninggal ketika saya masih duduk di kelas 2 SMA. Sy tidak menyalahkan Tuhan kenapa memanggil ayah begitu cepat. Saya juga tidak menyalahkan ayah kenapa tidak punya asuransi.

Akhirnya cita-cita ditahan, merangkak sekolah dan kuliah dari D3 setelah kerja baru lanjut ke S1. Alhamdulillah sekarang bisa lanjut S2 (sedang thesis). Setelah itu ingin lanjut lagi supaya jadi Doktor (S3) walau bukan dokter.

Alhamdulillah sekarang juga sudah jadi dokter untuk menyembuhkan benda mati supaya hidup (komputer dan elektronik). Dan sekarang sedang belajar menjadi dokter (praktisi) yang bisa menyembuhkan diri sendiri dan orang-orang disekitar saya dengan pengobatan bio energi pengobatan alamiah melalui yayasan Waskita Reiki yang didirikan oleh Bapak Tjiptadinata Effendi.

Baru sebulan yang lalu saya belajar WR (Waskita Reiki) saat pak Tjip mengadakan lokakarya di TVRI Stasiun Medan.  Namun manfaatnya sudah saya rasakan sekarang. Menjelang usia saya 39 tahun pada tanggal 4 Juni nanti. Mungkin ini jalan dari Tuhan untuk saya. Walau saya tidak menjadi dokter secara medis, namun saya bisa menjadi praktisi Reiki yang juga sama-sama bisa menyembuhkan orang sakit.

Saya memang belum buka praktek di rumah. Hanya jika ada saudara yang minta tolong saya datang atau mereka yang datang kerumah untuk diterapi. Saya merasakan kebahagian tersendiri jika orang-orang yang saya terapi mengalami kemajuan kesehatannya membaik.

Dalam kode etik Waskita Reiki (WR) tak ada meminta tarif bayaran. namun jika ada yang memberi tidak boleh ditolak. Saya juga ikhlas jika merekas tak memberi apapun. Saya senang jika mereka yang menjalani terapi bisa sembuh itu saja harapan saya.

Berobat dimanapun butuh keyakinan akan bisa sembuh dan mempercayai orang yang melakukan terapi atau penyembuhan. Walau berobat keluar negeri dengan dokter yang hebat jika tidak yakin dan tidak mempercayai maka jalan kesembuhan itu akan sulit.

Pintu kesembuhan akan terbuka dengan keyakinan bisa sembuh. Inilah yang saya tanamkan kepada pasien yang ingin diterapi. Satu lagi kode etik WR (Waskita Reiki) dilarang memaksa pasien yang tidak yakin dan tidak mau diobati dengan metode WR ini. Untuk para praktisi juga dituntut keikhlasan dan kepasrahan bahwa kesembuhan itu dari Tuhan kita hanya sebagai perantara saja.

Terimakasih Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roseline, melalui tangan hangat Bapak dan Ibu saya sudah menjadi "dokter" sekarang. Salam hangat dari Medan.

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Foto bareng Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roseline dan teman-teman Kompasianer Medan (sumber foto: docpri)"][/caption]

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun