Mohon tunggu...
Gumilang Hidayat
Gumilang Hidayat Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Pekerja Purnawaktu di Media Arus Utama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Babak Baru Pertarungan Pemerintah dengan Yusril Ihza Mahendra

20 Agustus 2017   19:24 Diperbarui: 21 Agustus 2017   14:43 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kanal twitternya, baru saja Yusril Ihza Mahendra mencuitkan sedikitnya lima pernyataan dalam twit yang diunggah sore tadi. Dirinya ingin sekali diberikan kesempatan minimal masuk dalam daftar kandidat calon presiden. Makanya twit yang diunggah Yusril sangat sentimentil sekali. Hingga menoleh tata ruang demokrasi yang menurutnya pemerintah bisa manipulasi dengan implementasikan sistem oligarki hingga monokrasi.

 Jangan persempit ruang gerak demokrasi. Buka lebar2. Jangan manipulasi demokrasi menjadi oligarki, apalagi monokrasi!

Sebelumnya Yusril menulis, Presidential Threshold dalam Pemilu Serentak sudah tidak relevan. PBB akan daftarkan uji materil UU No 7/2017 tentang Pemilu MK, Tuntutan PBB tegas, batalkan Pasal 222 UU Pemilu yang mengatur Presidential Threshold karena bertentangan dengan Ps 6A dan Ps 22E  UUD 45, Beri kesempatan kepada semua parpol peserta Pemilu untuk calonkan pasangan Presiden dan Wapres mereka, Makin banyak calon Presiden dan calon Wapres akan makin baik. Rakyat punya banyak pilihan. Mereka akan pilih yang terbaik! Begitu kira - kira yang ia tulis dalam kanal twitternya. 

Dirinya saya pikir, sangat ingin diberi kesempatan karena sempat Yusril katakan sejak tahun 1999 silam banyak pihak yang menghalangi dirinya untuk memimpin Indonesia.  "Saya merasa selalu diganjal supaya gak bisa maju. Tapi kalau "diincar" terkait  hukum, tak berhasil. Saya tabah dan akan selalu ada gangguan" Kata Yusril beberapa waktu lalu 

Bahkan dirinya sempat bercerita kepada media rilis.id bahwa pernah didatangi orang ketika hendak di Pilih jadi wakil Presiden Megawati beberapa waktu silam. Saat mau dimintai jadi cawapresnya Megawati, Rumah Yusril dipenuhi oleh Orang Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ingin mendesak Yusril Mundur karena mereka menginginkan Hamzah Haz untuk dimajukan.

"Setiap hari rumah saya ditongkrongi oleh orang PPP dan mendesak saya untuk mundur karena Hamzah Haz mau maju. Juga Akbar Tanjung mengirim orang ke rumah saya, dan minta saya mundur karena Akbar Tanjung ingin maju. Akhrinya saya mengalah" Kata Yusril

Jika dikorelasikan dengan masalah hari ini, dengan di sahkan UU Pemilu oleh DPR dan sudah di teken UU Pemilu oleh Presiden Indonesia Jokowi pada Rabu, 16 Agustus 2017 lalu, ini makin menguat bahwa kesempatan itu hanya tinggal beberapa persen saja. Tapi dirinya tidak akan mundur dan melawan secara konstitusional. Dalam twitnya hari ini dirinya berkicau untuk menjadi dasar optimis dalam melakukan perlawanan.

"Jangan pernah berhenti berjuang mengenyahkan kezaliman, dari manapun datangnya. Hidup adalah perjuangan di jalan Allah, Tegakkan yang ma'ruf (kebaikan) dan cegah yang munkar (keburukan). Jangan putus asa terhadap hambatan yang menghadang. Hadapi saja!"

Itulah dirinya, ketika ingin melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Sebelum menindaklanjuti ke tindakan selanjutnya, pada Senin, 21 Agustus 2017 di Markas Besar, Partai Bulan Bintang juga mengadakan diskusi mengenai UU Pemilu. Yusril Ihza Mahendra hadir sebagai Keynote Speaker dalam diskusi tersebut. Memang jalan terjal untuk memimpin indonesia sangatlah nyata, mungkin bukan dirinya saja,mungkin ada tokoh indonesia yang juga serupa. Tapi Yusril Ihza Mahendra melawan dengan kapal yang kecil namun kapal tersebut diisi oleh senjata yang bisa memusnahkan kapal besar sekalipun. 

Mari kita nantikan, sampai mana perjuangan Cendikiawan berdarah Masyumi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun