Mohon tunggu...
Gumilang Hidayat
Gumilang Hidayat Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Pekerja Purnawaktu di Media Arus Utama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Sheila On 7 memilih Indie Label, Apa Alasan Mereka?

13 Februari 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:17 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Buat Apa Major Label, Lebih Baik Indie' Ujar Duta pada (3/11/14) seperti dikutip situs Rolling Stone Indonesia.

[caption id="attachment_396534" align="aligncenter" width="500" caption="www.gilanggumgum.blogspot.com"][/caption]

Saya cukup kaget ketika membaca ini di timeline twitter. Seharusnya kalian juga ikutan kaget dong, soalnya alih alih si Duta sheila on 7 kok bisa bilang begitu. Menurut Duta, dia merasa dikecewakan oleh pihak label. Karena konsep sheila on 7 dengan label untuk album ke -8 sheila on 7 berbeda dengan apa yang sudah diobrolkan. Kata duta, sudah hampir dua tahun mereka memproduksi sesuatu diluar apa yang dibicarakan. Album itu juga dirilis dengan waktu, nama dan distribusi tanpa persetujuan sheila on 7. Inilah salah satu faktor kenapa Duta bilang begitu. Berbeda dengan Indie label, yang menyerahkan konsep apapun ke band atau musisi. Hak berkarya ini kan jadi nyata, karena tanpa disentuh pihak - pihak yang memprioritaskan komersilitas tertentu.

Saya pernah di salah satu label major lokal. Pernah magang tiga bulan disana. Jadi budak sosial media yang sebarin video klip artist major label ke khalayak lewat beragam tools twitter, facebook sampai google +. Di major label, semuanya dia yang atur dari ini dan itu pokoknya dia yang atur. Karena ini bagian dari bisnis. sheila on 7 melepas masa romantisme dengan major label di album ke-8 yang berjudul "Musim yang Baik", mereka memutus masa ini selama 16 tahun untuk eksodus dari major label ke indie label selama 7 album. SO7 terbentuk di Yogyakarta pada 6 Mei 1996 dengan nama awal Sheilagank. Formasinya saat itu Eross Candra (gitar), Duta (vokal), Adam Muhammad Subarkah (bas), Saktia Ari Seno (gitar), dan Anton Widiastanto (drum). Band ini sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band SMA se-Jateng DIY selama kurang lebih dua tahun.


"Kami banyak merasakan sangat beruntung jadi band yang ada di bawah major label, Di beberapa hal juga kami merasa banyak hal yang harusnya kami nggak lakukan sehingga keadaan itu harus terjadi" Duta


Hingga pertengahan 1998 akhirnya mereka mendapatkan kontrak rekaman pertama mereka dengan pihak label Sony Music Entertaintment Indonesia. Mereka kemudian mengubah nama band mereka menjadi Sheila on 7. Nama Sheilagank kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya mereka.Sempat berkiprah dengan lagu - lagu hits yang digemari sama anak muda.


Duta juga bersyukur pernah bekerjasama dengan major label karena mendapatkan hal - hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi. "Kami banyak merasakan sangat beruntung jadi band yang ada di bawah major label, Di beberapa hal juga kami merasa banyak hal yang harusnya kami nggak lakukan sehingga keadaan itu harus terjadi"  Ujar Duta seperti dikutip situs Rolling Stone Indonesia pada (07/11/14) lalu.


Saya pikir Duta ini sudah berada di jalur yang tepat untuk gambling dan meresakan atmosfer yang berbeda tetap dengan pasar yang sama. Sebelumnya gairah sheila on 7 menerapkan band indie sejak 2010. Duta juga berseloroh, pada saat umurnya 18 tahun. Sheila on 7 juga pernah menjadi band indie. Dia bilang, dia menjual lagu ke teman-temanya.

Bagi saya, Sheila On 7 akan selalu Ngepop!

Bagi saya, sheila on 7 itu legenda masa puber saya. Lagu-lagunya adalah teman ketika saya sedang dilanda kalut. Saya hanya pernah nonton sheila on 7 itu sekali sejak saya mengenal lagu - lagunya pada 2002/2003'an. Paling dilayar tivi saja lihat aksi Duta memainkan gitanya. Perdana saya melihat aksi panggung Duta sewaktu acara Hai Day 2014 lalu di Senayan. Lagu mereka jujur, liriknya sederhana dan dituturkan lewat lagu dengan bersahaja. Hanya saja kini nanti, kita akan melihat promosi albumnya berbeda. Karena major label dan indie hanya berbeda di masalah finansial. Hahaha. Mungkin di major label, promosi videoklip lebih lancar karena label yang menanggung atau promosi - promosi lainnya. Lagunya akan selalu dikenang oleh beragam kalangan, terutama bagi yang mengenal mereka tentunya para sheilagank. Mereka akan selalu ngepop di hati para penggemar. Secara band, mereka tidak kalah pamor dengan Dewa, Jamrud, Basejam dsb pada waktu itu. Justru, mereka menciptakan generasi yang berbeda lewat lagunya.

Sampai saat ini, ketika saya dengar lagu - lagu mereka merasa tidak bosan. Apalagi ketika sesuai dengan kondisi yang dialami. Hahaha. Pernah, waktu lagi galau, lagu yang didengar lagu "Pasti Ku Bisa". Berhasil pula liriknya bikin otak saya berpikir keras. Seperti ini bait lagunya "Pasti ku bisa melanjutkannya, pasti ku bisa menerima dan melanjutkannya, pasti ku bisa menyembuhkannya, cepat bangkit dan berfikit semua tak berakhir disini" Inilah salah satu bait yang waktu itu bikin saya berfikir. Sialan banget ya. Lagu itu seperti Duta sedang menasihati saya lewat lirik - liriknya. Semoga band ini terus menjadi legenda generasi sembilanpuluhan. Hahaha.
sumber : www.gilanggumgum.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun