"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." (QS. Muhammad : 33)
Sebuah ayat yang begitu singkat tapi mengandung pesan yang berharga untuk kita semua karena Allah SWT telah berfirman dengan menganjurkan kepada setiap manusia untuk selalu menjaga pahala atas amal yang pernah kita lakukan.
Kenapa Allah SWT mengingatkan hal tersebut diatas? ibarat kalau kita membuat semua rumah kemudian hancur oleh perbuatan kita sendiri maka yang kita dapatkan adalah suatu kerugian besar dalam segala hal seperti rugi waktu, rugi materi, rugi tenaga dan lain sebagainya.
Seperti halnya ibadah puasa kita di bulan Ramadhan ini karena tidak ada jaminan kalau setiap umat Islam yang berpuasa semua amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT. Tanpa disadari sebagian dari kita memiliki asumsi kalau menjalankan ibadah puasa itu hanya sekedar menahan lapar dan minum dari adzan subuh sampai adzan maghrib tapi sedikit dari kita yang mengetahui makna puasa sesungguhnya selain untuk mengendalikan hawa nafsu juga sebagai pembelajaran kepada umat Islam untuk senantiasa memiliki sifat rendah hati.
Tahukah kita kalau selama menjalankan ibadah puasa masih ada hawa nafsu yang tidak dapat kita kendalikan? saya akan memberikan salah satu contoh kecilnya saja yaitu ketika berbuka puasa karena tidak jarang selalu dijadikan ajang balas dendam untuk melepas rasa dahaga dan lapar kalau pada hari biasa kita hanya cukup makan dengan nasi, sayur dan lauk pauk tapi disaat bulan Ramadhan ini banyak makanan yang kita beli hanya sekedar untuk kenikmatan sesaat sedangkan sifat demikian termasuk kedalam suatu hal yang berlebihan salah satu sifat yang dibenci oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW pun pernah mencontohkan agar kita berhenti makan sebelum merasa kenyang.
Saya akan mencoba memberikan alasan atas pernyatan diatas, apabila kita dapat menahan diri pada saat berbuka dengan makanan seadanya asal jangan mengada-ada maka kita juga dapat merasakan bagaimana keadaan kaum dhuafa yang selalu merasa kelaparan karena tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sedangkan kita yang hanya merasakan lapar 1 bulan saja sudah merasa tidak nyaman oleh karena itu disanalah kita menyadari betapa besarnya nikmat Allah SWT yang telah diberikan untuk kita walau kita menganggap kenikmatan itu tidak bernilai sama sekali tapi masih banyak saudara kita yang memiliki nasib serba kekurangan tapi ikhlas menjalani dan tetap mensyukuri atas apa yang telah Allah SWT berikan.
Sifat rendah diri juga akan secara tidak langsung tertanam dalam diri kita kalau saja semua itu dapat kita jalani, bukan hanya itu rasa kepedulian terhadap sesama manusia pun akan muncul secara alamiah karena kita telah merasakan apa yang dirasakan oleh kaum dhuafa karena kita akan mempunyai pandangan bagaimana kalau nasib kita seperti mereka.
Hawa nafsu selalu membuat mata dan hati kita buta sehingga tidak dapat melihat serta merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain karena kita selalu memikirkan diri kita sendiri malah dengan tetangga pun kadang kita tidak mau tahu apakah mereka dapat berbuka puasa dengan makanan yang layak atau tidak.
Hati-hatilah terhadap dosa kecil yang selalu kita anggap remeh tapi ternyata dapat merusak seluruh pahala amal perbuatan yang telah dilakukan kalau semua itu terjadi maka sia-sialah ibadah puasa kita selama ini sehingga kita termasuk ke dalam orang-orang yang merugi.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat serta hidayah untuk kita semua, amin..
Baca juga TIDAK BAYAR ZAKAT, APA KATA AKHIRAT?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H