Hush nggak sopan kamu, sembarangan... coba kamu baca...
Parjo dengan segenap asesoris dan bangku reot tempat dia berpijak mulai beraksi....
-----
A Journey through the Moonlight Tracks
In sleep when Parjo is no longer aware of himself
Only aware of his melted dream,
Drips down to the ground of reality
There like a tear down a cheek
turns into silver meadow
like frosty pool under the moonlight
The moon lifts Parjo up into the white field, a cloud
shaped like porous with stars.
Parjo floats through high dark branches,under the moonlight
Longing for track 4 in his soul, heart and mind
----
Parjo memang termasuk manusia yang menulis namanya sendiri dalam puisinya. Dan tiba-tiba dia terbata bata berucap...
Mas....jujur Mas, apakah puisi saya indah dan romantis?
Parjo, aku tak paham bahasa Inggris, karena yang aku pelajari hanya tenses...kalau expressi wajah dan aktingnya boleh deh....
Thanks you Mas.... Kalau Mas saya ajak bermimpi mau? Menengok memoriku tentang musik yang unik di negeri yang mempunyai rumah putih...
Yuk...mari... pejamkan mata dan selamat menikmati mimpi....
Dalam 'one man orchestra of imagination'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H