Mohon tunggu...
Gumala Rubia
Gumala Rubia Mohon Tunggu... -

Anak Bugis lahir di Jakarta, berusaha memberi yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Money

Rakyat Untung Negara Juga Untung

16 Februari 2010   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Testimoni KonsumenElpiji 3 Kg

Tabung Elpiji 3 Kg yang ia terima beberapa bulan yang lalu dari pembagian di Pamempeuk Garut, sekarang iaboyong ke Bogor, Jawa Barat. Tabung itu kini menjadi katub pengamanusaha kue Pancongkeliling di kota hujan. Bila tak mendapatkan tabungtersebut, ia tidak bisa membayangkan, apakah dirinya bisa melanjutkan usahanya dengan gerobak keliling dari komplek perumahan ke komplek perumahan berikutnya di Bogor.

Holidin(40) yang merantau dari kampung halamannyadi Garut ke kota Bogor,hari-harinya memang dilalui dengan mendoronggerobak untuk menjajakankue yang terdiri dari adonanberas , gandung, kelapa dan gula, agar mampu menghidupi keluarganya yang tinggal di Pamempeuk. “Kalau kitamasih menggunakan minyak, bisa kebobolan. Sehari harus menggunakan 1,5 liter, sama denganRp 12.000,” tegasnya.

Dana sebesar itu tentu saja bisa dipahami, karena subsidi minyak telah dicabut, hingga harga minyak tanah di pasaran mencapai Rp 8.500.Tapi dengan adanya pembagian tabung elpiji 3 Kg, ia merasa terbantu. Isi ulang satu tabungelpiji 3 Kghanya mengeluarkan Rp 14 ribu. Biasanya satu tabung itu bisa dipakai5 hari. “Itu sudah menyala dari pagi pukul 06.00 s/d 17.00. Tapi kalau adonan tepungnya habis, yang kita kecilin nyala apinya,” tambahnya lagi.

Wajar, kalau pemberian tabung elipiji 3 Kg itu tak hanya menjadi katub pengaman, melainkan juga menyelamatkanusahanya di tengah harga terigu yang fluktuatif.Bila menggunakan minyak tanah, ia harus menyisihkan Rp 12.000 per hari. Dengan menggunakantabung elpiji 3 Kg, ia hanya mengeluarkanRp 2.800.Suatu jumlah yang sangat membantu usahanya bila dihitung per minggu, per bulan bahkan per tahun.

Bila satu bulan usahanya lancar, dengan menggunakanminyak tanah harus mengeluarkan Rp 360.000, namun dengan menggunakan elpiji hanya menghabiskan 6 tabung atau setara denganRp 84.000.Setidaknya adaRp 276.000 keuntungan yang tersimpan dari penghematan. “Ya lumayan lahuntuk biaya anak sekolah,”

Dengan menggunakanelipiji 3 Kgpendapatan tiap harinya tidak banyak tergerusuntuk biaya bahan bakar. Sehari yang menghabiskanterigu 3 Kg, delapan kelapa, dan seperempat gula pasir dan gas per haridibutuhkan biaya produksi Rp 51.800.Dengan kapasitas produksi 14 loyang, dimana setiap Loyang 20 kue, maka kalau dagangannya terjual habis bisa memperoleh pendapatan kotorRp 140.000.atau keuntungan Rp 88.200. “Kalau memakai minyak tanah, keuntungannyaturunmenjadi 79.000. Jadi keuntungannya semakin kecil. Belum lagi dengan resiko dagangannya tidak laku semua,” tambah Holidin.

Program konversi minyak tanah ke elpiji 3 Kg yang dicanangkan sejak 2007, tak hanya mengubah penggunaan energi yanglebih efisien , tetapi jugamenjamin kelangsungan usahakalangan pedagang kaki lima di tengah melambungnya harga minyak tanah, pasca pencabutan subsidi dari pemerintah.

Umumnyapedagang kaki lima menggunakan tabung elpiji 3 Kg itu untuk 4 s/d 5 hari.Ny. Muawanah yang jual mie rebus di SD Sindang Sari, Bogor setidaknya bisa menggunakanelpiji 3 Kg tersebut dalam waktu empat hari. “Saya merasa tetap jauh lebih hemat bila dibanding menggunakan minyak tanah yang harganya mencapai Rp 8.000,” tambahnya.

Penghematansemacam itu juga dirasakan kalangan rumah tangga, yang dijadikan sasaran utama program konversi.Hal itu setidaknya dirasakan oleh Agus Hadi Suryono (40) seorang sopir taksi yang tinggal diCimanggis, Depok, Jawa Barat. Ia bisa mengalokasikan penghematan belanja harian rumah tangganya, untuk menambahbiaya pendidikan anaknya.

Bila dahulu isterinya selalu menghabiskan rata-rata minyak tanah dalamsatu hari 1 liter, kini dengan elipiji 3 Kg, ia bisa menggunakan 12 hari. “Isteri saya bisa hemat, karena kalau memasak nasi menggunakan rice cooker tinggal dicolokin ke listrik.Elpiji baru digunakan unuk memasak air dan memasak sayur. Jadi lebih ngirit,” tambahnya

Agus melihat isterinya senang menggunakan elpiji 3 Kg. Selain praktis, tidak kotor, juga tidak bau. “Berbeda dengan minyak tanah, selain kotor, kalau dimatikan bau dan asapnya ke mana-mana. Apalagi kalau mematikannya dengan percikan air, asapnya akan memenuhi dapur,” tambah Suryono.

Baik Agus, Holidin dan Ny Muawanah, tak pernah menemukan masalah dalam penggunaanelipiji 3 Kg. “Memang saya melihat di televisi, adakecelakaan karena tabung elpiji. Tapi saya melihat kejadian itu karena kurang kehati-hatian saja.Selama lebih satu tahun menggunakan elpiji secara hati-hati, tak pernah ada masalah,” tambah Ny Muawanah.

Sikap kehati-hatian itu juga ditunjukkan Agus. Ia selalu menasihati isteri dan anak-anaknyasebelum menggunakanelpiji.Cium dulu baunya sebelum menggunakan. Kalau ditemukan bau gas, jangan buru-burumenghidupkan api. Selidiki dulu sumber bau tersebut dan atasi. Bila sudah aman, baru nyalakan.

Holidin lain lagi. Untuk menjaga keamanan,kalau lagi tidak jualan, ia selalu membersihkan kompor dantabung elipiji 3 Kg.“Untuk keselamatan kita, tabung ini harus kita rawat,” tambahnya.

Ny Muawanah,Holidin dan Agus merupakan potretjutaan kepala keluarga penerima paket konversi minyak tanah ke elipiji 3 Kg. Program konversi itu tak hanya menghematpengeluaran Negara, tetapi juga menghemat pengeluaran rumah tangga dan UMKM.Bila memakai patokan penghematan Holidin sebesar Rp 276.000, maka penghematan masyarakatdalam penggunaan elpiji itu bisa mencapaiRp 11,72 triliun.Tak berlebihan bila konversi Mitan ke Elpiji ini membuat negara untung, rakyat juga untung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun