"Aku ga kenal dia", ucapmu di suatu ketika, kepada seseorang yang kau kenal baik. dan aku paham, "dia" yang kau maksud dalam ucapmu adalah aku. bagai tersambar petir, hatiku luka, hatiku remuk mendengarnya. kutatap wajahmu, yang datar, tanpa ekspresi. aku tatap bola matamu, aku ingin mencari apakah ada kebohongan disana, ketika kau mengucapnya. ya, aku sudah menemukannya. aku menemukan kesombongan dalam retina matamu. saat mengucap kata itu.
biarkan saja mentari silih berganti setiap waktu menyapaku setiap hari, yangberedar dalam orbitnya, aku belum mau memperhatikannya. aku hanya ingin mendengar alasanmu, mengapa kau sudah tak kenal aku lagi.
memang lidah tak bertulang, bisa berkata semau semuanya, tak ada yang ambil peduli. namun aku hanya ingin menagih janjimu yang selalu-selalu dan selalu kau ucapkan saat aku ingin menjauh darimu.
"dik, apapun kondisimu. meski kau ingin jauh dariku, aku rela. tapi satu yang harus kau ingat. aku akan selalu menyayangimu, menjagamu saat dekat atau jauh, aku akan selalu ada, saat kau butuhkan."
apakah kau mengingatnya bang???, kata yang selalu kau lantunkan tidak hanya sekali, ribuan kali kau mengucapnya. hingga aku hafal diluar kepala,
sekarang aku sudah tak ambil peduli, kau kenal aku atau tidak, yang jelas janjimu masih melekat dalam benakku. apapun yang kau lakukan terhadapku. silahkan.aku masih menghormatimu, aku masih menghargaimu, aku sadar, aku hanyalah ilalang kering di padang tandus, saat kemarau. menanti dengan harap datangnya sepercik embun.
dan aku yakin, musim penghujan akan segera tiba.
SEMOGA KAU BAHAGIA DENGAN HIDUPMU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H