Temaram senja sore ini,
menyiratkan aroma semerbak harum tubuhmu.
tak lekang dalam benakku, wewangian khas kepulanganmu,
saat lumpur dan cangkul menjadi saksi bisu atas jerih payahmu selama ini.
jangkrik dan suara burung prenjak mengiringi langkah kaki tuamu untuk menyapa ramah kepadaku.
meski kau tak mengenyam bangku sekolah.meski kau tak duduk di kursi pejabat,
namun, engkaulah guruku yang luar biasa.
engkau menggurui tanpa ucap, tanpa kata.
namun dengan hatimu.
kidung senjamu mbah,
mengisahkan nyanyian kehidupan.
bahkan rolling stone pun kalah,
apalagi para musisi luar itu.
tak ada yang mampu menyaingi iringan tembangmu.
simbah, disini aku berdiri....menatap kelunya ibu kota.
yang kata banyak orang,
menawarkan sejuta pesona.
namun, hanya satu yang membuatku selalu terpesona.
KESEDERHANAANMU.
(simbah, aku merinduimu... )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H