Apa itu pemimpin? Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan dalam suatu bidang sehingga ia dapat memengaruhi orang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Apa itu muda? Secara umur, muda terukur pada bilangan 17-25 tahun. Pada masa ini, orang muda sudah mulai menyelesaikan pendidikannya dan melanjutkannya dengan mengambil pekerjaan hingga usia dewasa nanti. Orang muda adalah orang yang sehat secara jasmani dan dimulainya pematangan pemikiran karena proses-proses belajar dari instansi formal maupun dari pengalamannya.
Lalu, apa itu pemimpin muda? Pemimpin muda adalah seseorang yang mempunyai andil besar dalam perubahan-perubahan lingkungan atau organisasi yang dipimpinnya pada usia muda.
Seorang pemimpin tidak terukur pada jumlah tahun hidup yang telah ia tempuh dan tidak pula bergantung pada seberapa tinggi pendidikan yang ia jalani. Akan tetapi, pada seberapa mampunya ia mengubah pandangan-pandangan orang lain untuk tercapainya tujuan bersama, yaitu tujuan-tujuan untuk kesejahteraan bersama.
Tentu pendidikan yang tinggi juga memengaruhi seberapa kuat kepemimpinan seseorang, juga pasti, tahun hidup yang ia tempuh memengaruhi seberapa besar kuasa yang bisa ia berikan kepada pengikut-pengikutnya.
Namun, bukan berarti yang muda tidak bisa menjadi salah satunya. Kita yang bermahzab Imam Syafii harusnya tahu bahwa ia menjadi imam besar di usia 7 tahun, Harun Al-Rasyid menjadi pemimpin besar imperium benua Asia, Eropa, dan Afrika pada usia 22 tahun, Al-Amin, putra Harun Al-Rasyid, menjadi pemimpin militer di Khurasan pada usia 11 tahun dan meraih kemenangan, begitu pula dengan pahlawan Indonesia, Jenderal Sudirman, Sang Ahli Gerilya, yang menjadi pemimpin pada usia 25 tahun.
Lalu, apa saja yang sudah kita lakukan seumur hidup kita ini?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan kecil kita dapat merubah hidup kita maupun orang lain di masa depan. Mungkin, menjadi pemimpin adalah salah satunya. Tidak perlu untuk orang lain, untuk diri kita saja sendiri. Tidak perlu gagah, asal sehat saja sudah tercukupi. Tidak perlu di depan, apabila engkau lebih suka memastikian bahwa pengikut-pengikutmu aman dari belakang.
Tidak sulit, bukan? Namun, letak permasalahnnya bukan pada kata sulit, tapi seberapa siap dan mampu diri kita untuk menjadi bagian-bagian arsitektur umat. Seseorang yang mampu dan siap untuk merancang langkah serta masa depan orang-orang yang dipimpinnya.
Pimpinlah dulu diri kita. Pimpinlah diri ini agar hendaknya tidak bermalas-malasan, agar sekiranya diri ini tak lagi berbohong pada lainnya, dan juga diri ini dapat merasakan kehidupan sosial sekitarnya.
Pimpinlah umatmu. Pimpinlah mereka agar terbebas dari prasejahtera, agar terbebas dari tindakan-tindakan amoral para koruptor, agar terbebas dari belenggu kesukaran dan ketiadaannya ilmu.
Jagalah mereka. Jagalah dengan doamu, dengan ilmu-ilmu yang telah Engkau petik, Â dan dengan mata yang hendaknya selalu memastikan bahwa mereka telah merdeka.
Karena sesungguhnya, Engkau bisa. Karena Engkau adalah pemimpin muda. Karena Engkau adalah pemimpin yang berkecepatan cahaya.
—Alfath Arrahman
(Physics Education, State University of Jakarta)
#IntegralkanPotensiDiri
#RealisasiJiwaPemimpin
#PKMR2K16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H