Mohon tunggu...
Haysnaykfir Gulatunja
Haysnaykfir Gulatunja Mohon Tunggu... -

Pria introvert dengan kesulitan untuk mendeskripsikan diri. Mengagumi para visioner yang pekerja dan para penulis pengguna bahasa yang sederhana tapi kaya makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kotak Pandora Itu Bernama AlArabiya

3 Oktober 2012   10:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:19 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_216026" align="aligncenter" width="300" caption="ar.wikipedia.org"][/caption]

Sepertinya nafsu AlArabiya untuk menelanjangi Assad makin menggebu-gebu. Kalau perlu sampai sebugil-bugilnya. Dalam dua minggu ke depan, lewat situsnya, jaringan televisi AlArabiya menyatakan akan menayangkan program khusus yang mengupas isi dokumen rahasia Suriah yang berhasil mereka dapatkan.

Tak tanggung-tanggung sebagai perangsang, Jaringan televisi yang berbasis di Dubai ini, berdasarkan dokumen di tangan mereka mengangkat berita pertama tentang perintah Assad untuk membunuh dua pilot Turki. Poin tersebut dibuat seksi dengan penekanan bahwa Pemerintah Rusia terlibat dalam operasi rahasia tersebut.

Dokumen rahasia itu menawarkan alternatif atas apa yang sebenarnya terjadi pada dua pilot dan jet tempur siluman mereka pada 22 juni silam. Pesawat tempur keduanya ditembak. Sesaat sebelum ringsek di atas permukaan laut keduanya berhasil keluar. Intelejen Suriah yang sudah siaga menangkap mereka dan kemudian menginterogasi mereka. Bashar Assad yang mendapat masukan dari pihak Rusia, memerintahkan untuk membunuh dua pilot turki itu dan mengembalikan keduanya ke lokasi jatuhnya pesawat. Caranya harus sealami mungkin sehingga keadaan keduanya terlihat mirip korban pesawat jatuh.

DR. Hasan Syalabi, anggota biro politik Gerakan Nasional Suriah yakin akan otentisitas dokumen tersebut. Alasannya karena dokumen tersebut disegel dengan segel resmi Dinas Intelejen Suriah. Disamping itu, karena isi dokumen itu berkaitan langsung dengan nama-nama tertentu dan beberapa perintah dari presiden. Ia juga menambahkan bahwa biro gabungan Rusia, Suriah dan Iran nyata, dan terus melakukan aktivitasnya hingga saat ini. Karena itu keterlibatan Rusia dalam segala operasi Suriah tak perlu dipertanyakan.

Meski demikian beberapa pihak mempertanyakan keaslian dokumen tersebut. Informasi dalam dokumen itu terlalu bagus sehingga sangat sulit untuk dipercaya. Bila dokumen itu asli, maka Damaskus telah mengambil resiko besar dan menukarnya dengan sesuatu yang remeh. Pertama karena operasi pengembalian jasad ke rongsokan pesawat sangat sulit.

"Kalian harus menemukan rongsokan tersebut terlebih dulu pada kedalaman 1200 atau 1300 meter. Lalu meletakkan jasad dua pilot itu di sana" ujar Erdogan Karakus, seorang pakar angkatan udara sebagaimana tulis situs Hurriyet. Ia meragukan kemampuan suriah untuk melakukan hal tersebut.

"Ini tak masuk akal. Suriah tidak memiliki teknologi untuk melakukan hal tersebut. dan bukankah Angkatan Laut Turki dapat mendeteksi operasi itu (pengembalian jasad)" tambah Karakus, yang juga pensiunan jenderal.

Kedua, Pemerintah Turki melakukan pengumpulan bangkai dan bagian-bagian jet tempur tersebut untuk dianalisa. Dengan analisa itu, akan diketahui dengan mudah apakah benar dua pilot itu sempat keluar, sebelum jet silmuan mereka ringsek di laut mediteran. Bila demikian maka kecurigaan Turki terhadap kesengajaan Suriah akan beralasan. Sesuatu yang dihindari suriah. Kecuali jika Ankara memang dengan pertimbangan tertentu memilih untuk merahasiakannya.

Pemerintah Turki sendiri seperti diberitakan oleh situs Hurriyet enggan menanggapi pemberitaan bombastis AlArabiya tersebut. Suriah belum memberi komentar. Rusia tampaknya lebih fokus pada pemilu Georgia dan hasilnya. Di antara portal berita AS, yang menyentil seputar laporan tersebut hanya Hufftington Post. Situsberita harian yangberbasis di London, juga emoh untuk menyentuh materi panas yang dipelopori oleh AlArabiya tersebut. Ada kehatian-hatian terhadap kemungkinan bahwa dokumen tersebut palsu.

Kehatia-hatian tersebut cukup beralasan. Salah satunya mungkin karena pemegang saham terbesar saluran televisi berbahasa Arab ini, adalaha Keluarga Kerajaan Saudi. Sengketa yang terwariskan kepada generasi penerus di masing-masing dinasti, Arab Saudi dan Suriah adalah bukan rahasia lagi. Patrick Seale, penulis biografi Hafez Assad, mendiang ayah Bashar Assad, menggambarkan hal tersebut. Ketika Raja Abdul-Aziz ibn Saud, pendiri Dinasti Arab Saudi terbaring menanti maut di atas ranjangnya, ia berpesan kepada penerusnya untuk terua mengawasi Suriah. Entah itu sebuah fakta atau hanya legenda, pada kenyataanya dua negara Arab itu bak dua materi yang saling berlawanan dan mengalahkan. Suriah bangga dengan identitasnya sebagai republik sekuler yang condong kepada Rusia. Arab Saudi dengan yakin menyatakan dirinya sebagai sebuah negara Islam yang berdiri bersamakepetingan AS dan Eopa di Timur Tengah.

[caption id="attachment_216027" align="aligncenter" width="442" caption="ibnpercy.com"]

1349260742477112676
1349260742477112676
[/caption]

Sebelum revolusi Suriah pecah, tensi hubungan kedua negara sudah menanjak panas. Ketika Hizbullah berhasil menahan pasukan Israel pada 2006. Arab Saudi bersama gengnya di Timur Tengah; Mesir dan Jordan, berharap agar Israelbisa menghancurkan Hizbullah di Libanon. Cerita berkata lain. Hizbullah sukses membuat tentara Israel pulang ke kampung halaman mereka. Bashar Assad yang merupakan sekutu dekat Hibullah merayakan kemenangan kelompok syiah tersebut. Tanpa menyebut nama langsung ia menjuluki para pemimpin Arab Saudi, Mesir dan Jordan dengan 'Setengah Jantan' .

Meski demikian, isu politis tersebut tak pernah memusingkan pihak Alarabiya. Sejak maret lalu, AlArabiya dengan gencar terus membeberkan konten informasiakun email Bashar Assad yang berhasil dibobol oleh seorang hacker. Bak Kotak Pandora, AlArabiyamengeluarkan satu persaturahasiaBashar Assad.

Salah satu isi email yang diungkap AlArabiya adalah bagaimana Asma, Istri Assad dicitrakan sebagai "Mawar di tengah gurun" oleh majalah Vogue. Pencitraan tersebut adalah bagian dari pencitraan Assad juga. Kredibilitas  julukan itu perlahan pudar menyusul pembantai yang dilakukan Assad terhadap rakyatnya. Majalah Vogue kemudian menarik artikel tersebut dari situs mereka. Email lain yang sempat disalin AlArabiya dari pihak Wikileaks, menyebutkan ternyata Asma Assad adalah seorang yang gila belanja. Di tengah pertumpahan darah dan krisis yang melanda Suriah, Asma Assad diketahui membayar lebih dari 440000 Dollar A.S secara online saat melakukan pembelian dari sebuah toko furniture yang berlokasi di Chelsea, London Barat. Uni Eropa pada akhirnya melarang wanita yang dipanggil Emma semasa berdomisili di Inggris itu, untuk melakukan 'kunjungan belanja' ke Eropa.

[caption id="attachment_216028" align="aligncenter" width="634" caption="dailymail.co.uk"]

1349260990732668806
1349260990732668806
[/caption]

Konten email Assad lain yang dibuka ke publik adalah bagaimana menteri Assad mencari cara untuk memuluskan jalan masuk sebuah Perusahaan Telekomunikasi Iran. Perusahaan tersebut mengajukan diri untuk menjadi operator telekomunikasi ke tiga di Suriah. Sayangnya menurut aturan, harus ada semacam kontestasi antara beberapa perusahaan terlebih dahulu. Dari kontestasi itu akan dipilih sebuah perusahaan yang memenuhi syarat. Sikap politik pemerintah Suriah jelas membuat semua perusahaan baik, Arab maupun Eropa enggan untuk berkompetisi. Bila tak ada pesaing maka tak kan ada kontestasi. Dan bila tak ada kontestasi dengan sendirinya proposal provider telekomunikasi dari Iran itu tertolak. Sebagai jalan, seorangMenteri Assad mengusulkan untuk mengumpulkan para duta besar negara sahabat. Mereka kemudian dibujuk untuk menekan perusaahn telekomunikasi di negara mereka untuk ikut bersaing. Dengan demikian syarat minimun terselenggaranya kontestasi proyek itu terpenuhi.

AlArabiya juga melaporkan betapa Assad berupaya memperbaiki citra pemerintahannya di mata AS dalam dua tahun ini. Sheraz Jaafari (anak perempuan salah satu utusan Suriah untuk PBB) yang bekerja kepada Assad untuk menangani media barat mengirim sebuah surat elektronik kepada Luna Chebel, eks jurnalis AlJazeera dan salah satu penasehat media Assad. Email tersebut berisi saran agar Assad memainkan peran sebagai pemimpin perlawanan terhadap pemberontakan kelompok anti pemerintah. Assad dianjurkan untuk mengakui bahwa beberapa kesalahan telah dilakukan, tapi tetap menekankan bahwa pemerintahannya adalah bagian dari solusi masalah yang melanda Suriah.

"Jiwa orang Amerika mudah dimanipulasi ketika mereka mendengar bahwa benar ada 'Kekeliruan' dan sekarang kita sedang 'memperbaikinya'"tulis Sheraz Jaafari yang kini berhenti dari pekerjaannya di Istana Kepresidenan Assad itu.

Usul itu diikuti tentu dengan hasil yang tidak berdampak apa-apa terhadap wajah pemerintahan Assad yang sudah terlanjur hancur.

Meski demikian, AlArabiya hanya mengangkat isi email yang punya keterkaitan erat dengan kondisi politik dalam negeri Suriah. Ada ratusan email dalam inbox Assad sebagian di antaranya bersifat sangat pribadi. Dailymail yang juga juga memperoleh salinan isi email tersebut, dalam halaman onlinenya menyebutkan isi email dari para pemuja rahasia Assad. Di antaranya bahkan ada yang menyertakan foto diri hanya menggunakan pakaian dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun