Mohon tunggu...
Goel A Pahit
Goel A Pahit Mohon Tunggu... Freelancer - Lauik sati rantau batuah

Pembaca, suka menulis dan cinta akan dunia literasi. Saya bercita-cita mendirikan pustaka baca gratis untuk desa kelahiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Sedang Belajar Bahagia

10 Maret 2022   01:51 Diperbarui: 10 Maret 2022   01:56 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahlah, tak perlu kamu eja-eja lagi kenangan lalu yang kamu buat sendiri. Semuanya sudah menjadi masa lalu kelam, kita sudah hidup di haluan yang berbeda. Setelah semuanya berlalu seharusnya kamu tidak larut dalam buai luka, sedih berkepanjangan tidak akan pernah membuatmu bangkit. Penyesalan yang kamu pendam adalah buah dari ego yang kamu tanam.

Di dalam, aku juga hancur bahkan mungkin lebih parah dari kehancuranmu kini. Dulu kamu sempat menikmati bahagia dengan orang lain yang kamu pilih sebagai penggantiku. Sedangkan aku hanya merenung memikirkan nasib ke depan akan seperti apa. Kini kita telah menikmati hasil dari perjalanan hidup yang kita tempuh.

Aku pulih dari luka, luka dalam karena perjalanan panjang. Setelah dulu kamu sempat bahagia, aku hanya bisa menyaksikan storymu di sepanjang media sosialmu. Kini giliranku yang bahagia dengan pilihan hidup, hasil kerja keras sabar dari segala cobaan. Terima kasih sudah memberi luka, aku bertahan dengan puisi dan lagu. 

Jangan tangisi lagi perangaimu itu, semua keputusan itu adalah keputusan terbaik bagimu. Usah dieja lagi genangan kenangan itu, lebih baik tegakkan kepala dan tatap ke depan. Masih panjang perjalanan yang harus kamu tempuh. Walaupun kecewa terselip di dada, seburuknya kamu di mataku, aku akan mendo'akan kamu agar bisa bangkit dan menemukan kembali jati dirimu.

Ayo tegak dan jadilah sosok yang dikagumi. Buat keputusan dengan hati, jangan memandang orang dari penampilan dan materi. Aku pernah menjadi angin sejuk yang membelaimu, aku pernah menjadi selimutmu kala kedinginan dan aku pernah menjadi bahu yang setia menjadi tempatmu bersandar.

Meskipun semua hanyalah kenangan. Aku selalu berharap kamu kembali ceria dan menemukan bahagia dengan pilihan terbaikmu. Tapi jika kamu mengharapkan aku. Maaf, aku takut menyemai luka di hatimu, karena aku masih belajar membahagiakan diri sendiri.

Abai, 10/03/22

Aku Sedang Belajar Bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun