Dingin dan mempesona! Itu kesan pertama yang Aku pikirkan ketika tiba dan beristirahat di sebuah rumah theater yang ada disana. Hamparan kebun-kebun yang hijau dan perumahan penduduk serta jalanan yang berliku-liku membuat siluet pegunungan ini semakin indah. Rasa dingin yang sedari sananya bertambah menusuk lantaran hujan yang ikut-ikutan turun.
Aku sampai ke Dieng karena mengikuti rangkaian acara travelling oleh teman-teman sekelas di AMIKOM College, yang kebetulan salah satu diantaranya tinggal didekat Dieng. Sempurna!
Dieng adalah sebuah kawasan di daerah dataran tinggi di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Kidul, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Ketinggian dataran tinggi Dieng mencapai 6000 kaki atau 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin. Temperatur berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari. (Nah, dinginkan?).
Saking dinginnya, penduduk setempat menamakan embunnya “Bun Upas” atau “Embun Racun”, karena dapat merusak tanaman pertanian. (tapi waktu disana aku liat ada cewek turis, chinese, cuma pake baju kaos dan celana pendek doang tuh…). Santai banget. #Bodoamat
Nah, objek wisata yang sempat kudatangi ialah Telaga Werna, sebuah telaga yang katanya sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung.
Ada candi juga sih disana, tapi belum sempat liat. Mungkin kesempatan berikutnya bisa melihat semua objek wisata yang ada di Dieng. Nah, kalo daftar lengkap wisatanya, nih :
* Telaga Werna
* Telaga Pengilon
* Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa)
* Kompleks Candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Gatotkaca, Bima