Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kosekuensi Logis Mencintai Molas Pacar

24 Mei 2019   23:16 Diperbarui: 24 Mei 2019   23:26 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk kita ketahui, Desa Pacar, memiliki riwayat sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang amat peduli dengan perjodohan kaula muda. Ahh.. masa. Benar begitu? Secara empirik benar, karena alam memang menyuruh kita untuk berperilaku demikian. Nama"desa Pacar" ini sendiri sejarah terbentuknya lain lagi. Tapi kali ini penulis tidak ingin membahas itu.

Kultus menghargai pasangan sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Pacar sejak dulu, bahkan sampai sekarang ini. Terlepas dari perintah Agama yang mengharuskan untuk menghormati keberadaan suami dan istri dalam kiblat kehidupan rumah tangga. 

Setidaknya Mencintai harusnya menguntungkan kedua belah pihak, sebagai sarana menumbuhkan kesadaran kolektif. Jatuh cinta adalah meruntuhkan kapitalisme, minimal ego kapitalisme dari diri masing-masing pasangan.

Desa Pacar berada di ujung selatan Kabupaten Manggarai Barat, sedikit jauh dari pusat kota Labuan Bajo. Jadi jika ingin berkunjung ke daerah ini dan memilih jalan darat, bersiaplah untuk bernostalgia menyusuri hutan alam yang lebat. Tidak hanya itu saja anda juga akan melalui daerah persawahan, danau, jalan yang berkelok-kelok dan naik turun. Sedikit menantang memang!

Kembali ke Laptop

Kendati demikian Desa Pacar bisa dijadikan rujukan tempat berwisata cinta. Loh, serius nih bro? Hoaks ahh. ...

Emang bener, sini tak jelasin!

Secara garis besar di Desa Pacar jumlah angkatan mudanya tergolong banyak dibandingkan generasi tua. Usia muda ini pula dominan perempuan dibandingkan laki-laki, eks ratio perbandingannya 1:3. Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, banyak pemuda dari luar yang memperistrikan molas (perempuan) di desa pacar. Dan untuk pemuda didesa Pacar sendiri sangat jarang pula mencari molas diluar.

Tidak hanya jumlah yang banyak dan cantik-cantik, molas-molas ini pula setia dan bisa menjaga amanah. Saat bicara soal relationship, Molas Pacar ini bisa banget diandalkan untuk urusan kesetiaan. Cara pikir mereka cukup simplex seperti rata-rata cewek kebanyakan: selama hubungan itu baik, mereka akan tetap setia.

Tanpa ada intensi untuk mengecewakan atau meninggalkan. Tetapi kesetiaan ini bakal beriringan dengan caranya yang strict dan serius dalam berhubungan. Saya jamin itu!

Namun pada suatu sisi daya tarik romansa desa pacar ini tidak didukung oleh infrastruktur jalan yang berkualitas. Bahkan hampir seluruh jalur menuju desa Pacar, kecamatan Pacar, sangat buruk.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan sendiri untuk kalian para pujangga yang ngebet cari jodoh di desa Pacar. Tapi saya pikir, ini bukanlah persoalan serius dari bung untuk menyambang dan mempersunting molas Pacar; Harus beekorban dong ya? Militansi dalam bercinta itu perlu bung!

Selanjutnya terkait Belis

Tentunya kita semua bersepakat bahwa saat ini nilai belis di manggarai ditentukan oleh faktor pendidikan dan status sosial, yang mana semakin tinggi pendidikan seorang perempuan, maka nilai belis yang di tetapkan pun akan smakin  besar. seperti itu kira-kira aturan mainnya ya.

Sebagai contoh, rata-rata belis untuk sorang perempuan Manggarai dengan kualifikasi pendidikan S1 berkisar antara 150 juta - 250 juta. Tentunya jumlah belis untuk molas Pacar tidak kurang dari angka-angka tersebut.

Jadi bagaimana, bung, sanggupkah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun