Saat itu ada sekitar 70,000 orang dari berbagai wilayah di Portugal datang dan menyaksikan langsung mujizat yang telah dijanjikan Bunda Maria sebelumnya. Diantara puluhan rinu orang itu ada pula para dokter, insinyur, wartawan, fotografer, dan profesi lainnya.
Siang itu, dari langit yang mulai gelap karena tertutup awan terjadi hujan deras. Setelah ketiganya mengajak berpuluh-puluh ribu orang yang hadir di bukit penampakan untuk berdoa Rosario, Bunda Maria datang kembali dihadapan Lusia, Yasinta, dan Fransesko dan memperkenalkan diri sebagai Ratu Rosario dan mengajak semua orang bertobat.
Diakhir penampakan inilah terjadi Mujizat Matahari selama 15 menit. Puluhan ribu orang ikut menyaksikan matahari mulai berputar seperti menari-nari, berwarna-warni, lalu turun menuju bumi.Â
Baca juga : Suatu Hari di Rumah Bunda Maria
Semua yang hadir jatuh berlutut, banyak yang disembuhkan secara ajaib dari berbagai sakit-penyakit yang diderita, dan pakaian yang mereka kenakan sebelumnya basah kuyub karena hujan lebat berubah menjadi kering.
Demikian juga tanah yang sebelumnya lumpur dan becek akibat hujan deras langsung menjadi kering. Bahkan dari jarak puluhan mil, Mujizat Matahari itu masih bisa dilihat banyak orang.
Pesan Perdamaian
Dalam penampakan ke-2 dan ke-3, Bunda Maria secara khusus meminta kepada anak-anak gembala itu agar tidak jemu-jemunya berdoa Rosario khususnya untuk berakhirnya peperangan di dunia. Bunda Maria dari Fatima, berpesan pada penampakan ke-5 bahkan menyerukan agar tekun berdoa Rosario demi tercapainya perdamaian dunia.
Fransisko wafat pada 4 April 1919, Yasinta pada 20 Februari 1920, sementara visioner lainnya, Lusia dikemudian hari mengabdikan dirinya sebagai seorang biarawati (suster) Karmelit dan wafat pada 13 Februari 2005 dalam usia 97 tahun
sumber lain: floresindependen.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H