Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Motang Rua, Pernah Ikut Perang Aceh, di Vietnam Hingga Kembali ke Manggarai

23 April 2019   06:44 Diperbarui: 23 April 2019   06:52 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Floresa.co/Motang Rua

Ketika sudah sampai di Manggarai Motang Rua tetap benci kepada Belanda. Dia bahkan tidak pernah mau bertemu dengan orang berkebangsaan Belanda yang bekerja di Manggarai.

Akan tetapi menjelang akhir hayatnya karena begitu kuat pengaruh Khatolik dimanggarai, pada tahun 1950, Motang Rua akhirnya dibaptis oleh Markus Sampu seorang guru agama Khatolik dengan nama Petrus Guru.

Pada tahun 1951, putri sulungnya Nona Koe datang ke Manggarai dan bertemu dengan Motang Rua Guru Ame Guru di Teras, Desa Liang Bua Kecamatan Rahong Utara.

Ketika itu Motang Rua enggan menerima kedatangan putrinya Nona Koe di ediamaannya di Beo Kina. Dengan alasan ibu dari Nona Koe yang berasal dari Saigon Vietnam itu belum diberinya mas kawin (belis) sesuai adat istiadat Manggarai.

Dua tahun setelah dibaptis menjadi Khatolik, tepatnya 25 Maret 1952 pada sekitar usia 92 tahun akhirnya Motang Rua meninggal dunia. Dia kemudian dimakamkan di Beo Kina tanah kelahirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun