Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Di Antara Keraguan dan Kenapa Harus Pilih Edi-Weng

28 September 2024   08:40 Diperbarui: 30 September 2024   14:29 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Relawan Edi-Weng

Lalu lintas diskusi seputar Pilkada Manggarai Barat (Mabar) begitu bersemangat di tengah masyarakat. Hampir di semua ruang sosial, baik saat luring maupun daring, orang-orang sibuk bertukar ide soal politik Mabar hari ini.

Ada banyak penilaian, pendapat, kesan bahkan teori mengenai pasangan calon (paslon) yang akan bersaing merebut hati rakyat pada Pilkada serentak 27 November mendatang.

Kita semua tentunya senang ketika ruang-ruang sosial kita diisi oleh diskusi yang rada-rada serius, semisal babaran ide-ide atau bahasan konsep ke depan, daripada didominasi oleh ghibahan aib orang atau kelakar soal b*kep.

Lebih lanjut, di Mabar sendiri terdapat dua paslon yang sudah resmi terdaftar di KPU, berikut setiap paslon sudah mengantongi nomor urutnya masing-masing.

Yakni, antara lain, paslon No. 1, Christo Mario Y. Pranda (Cabup) dengan Richardus Sontani (Cawabup). Sementara itu No. 2, Edistasius Endi (Cabup) berpasangan dengan Yulianus Weng (Cawabup).

Kedua paslon ini juga sama-sama diusung oleh partai-partai besar yang notabene punya kursi di parlemen. Sepintas, saya kira persaingan antar keduanya cukup sepadan.

Dan ini benar-benar seksi sih, lantaran konstelasi Pilkada yang ujungnya head to head bakal seru abis. Belum lagi posisi paslon No. 2 sebagai petahana!

Di antara Keraguan

Pada awalnya saya masih pasif dalam mengikuti perkembangan serta dinamika politik daerah. Alih-alih menjawab pertanyaan kelak akan memilih siapa. 

Kalau pun dipaksa berkomentar, saya selalu berpendapat bahwa kedua paslon yang ada saat ini punya kelebihan dan juga kekurangan.

Namun, semakin ke sini, setelah mengevaluasi sebagian kecil informasi yang merecoki pikiran serta menimbang segala hal, akhirnya saya punya pilihan. Dan memang pada akhirnya nanti, saya harus tetap memilih agar tidak golput.

Dan sebelum sampai pada pertanyaan-pertanyaan lain, harus diakui bahwa kedua paslon yang ada saat ini adalah putra-putra asli daerah yang patut dibanggakan, utamanya ketika mereka punya visi-misi membangun Mabar ke depan.

Ikhtiar baik semacam itulah yang seyogianya inheren pada setiap figur yang hendak memimpin banyak orang. Dan, karena itu, bukan sekadar modal nekat.

Sebagai bentuk kausalitas, kita yang adalah rakyat pemilih harus mendukung seabrek ikhtiar baik itu. Terlepas dari kelemahan dan/atau kekuragan yang ada pada diri mereka.

Visi-misi setiap paslon di sini juga dapat membantu kita dalam menilai keberpihakan para paslon dalam membangun daerah ke depannya. Jadi pastikan kita sudah membaca serta mengerti.

Kenapa Harus Edi-Weng

Di antara kedua paslon ini, saya punya penilaian khusus. Dasar penilaian saya ini sangat pribadi, atau istilah kerennya obyektif. Jadi, jelas bahwa bukan sentimen.

Dukungan saya pada Edi-Weng pada Pilkada kali ini juga bukan tanpa sebab, antara lain didasari pada beberapa hal berikut:

Pertama, dalam kurun tiga setengah tahun memimpin, Edi-Weng berhasil melalukan banyak hal, seperti misalnya pembaruan infrastruktur jalan raya daerah di beberapa kecamatan, terhitung 39,56 km sudah diaspal.

Di satu sisi Edi-Weng juga sukses menurunkan angka kemiskinan hingga 16,82%. Hal ini agaknya paralel dengan tren pertumbuhan ekonomi Mabar mencapai 4,77% selama 2023 (sumber BPS Mabar).

Saya menyebut beberapa point itu di sini sebagai bukti keseriusan mereka dalam mengurusi rakyatnya. Tentu saja masih ada hasil kerja nyata yang lain yang tak sempat saya babarkan di sini, sebab akan terlalu panjang.

Kedua, calon petahana yang kuat. Proposisi saya ini diperkuat oleh beberapa hasil survey yang mengatakan paket Edi-Weng masih mengungguli lawannya Mario-Ricard. Berikut saya sertakan link sebagai pembanding (link 1, link 2, link 3).

Ketiga, rekam jejak. Selama tiga setengah tahun memimpin, saya belum melihat ada noda yang membandel pada paslon ini. Sebut saja misalnya penyalahgunaan wewenang atau korupsi. Adapun isu-isu liar yang dimainkan tapi tak bisa dibuktikan.

Lebih daripada itu, siapa pun nanti yang terpilih, dia akan tetap menjadi bupati beserta wakil bupati untuk semua. Iya nggak, sob?

Dan untuk keseluruhan isi daripada tulisan ini sepenuhnya murni pendapat pribadi, tak ada maksud lain selain berusaha mencerahkan. Itu saja!

Lanjut ngopi sante to:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun