Kedua, babi untuk persiapan dan/atau keperluan adat. Sebagaimana babi adalah ternak adat, maka segala hal yang berkaitan dengan ritual dan/atau upacara adat acapkali memerlukan babi.
Apalagi bagi kita di FLOBAMORA manise yang tak pernah bisa silih dari jeratan urusan adat, maka memelihara babi sudah menjadi kosekuensi logis.
Dalam artian, babi untuk menjawab kebutuhan sendiri tanpa harus membeli. Seperti misalnya babi untuk menunjang terselenggaranya adat “ba sepa”, “kawing”, “kelah”, “penti”, dlsb.
Jadi, sampai di sini, tertarikah saudara muda beternak babi?
“Percayalah, beternak babi itu seksi, Sob!”.
__
Salam Kopce**
(Njirr baru nulis lagi ^_^)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H