Kredo itu juga berdasar pada tradisi bertani, nilai dan/atau falsafah yang dianut oleh individu maupun sekelompok orang dalam suatu komunitas dan sudah diwariskan lintas generasi.
Di mana dalam konteks kearifan lokal itu, petani sadar betul bahwa berhasil tidaknya panen dalam setahun itu tidak akan terlepas dari faktor alam dan kelimpahan berkat Tuhan.
Satu sisi, kepercayaan dan relasi yang terjalin baik antar manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan itu diyakini akan melahirkan makna yang konstruktif. Dan pada akhirnya, menuntun para petani pada rasa syukur dan bijak dalam memanfaatkan alam, mengolah sawah hingga kebun mereka.
Saya pikir begitu.
Dan, terakhir. Berkenaan dengan momentum memperingati Hari Krida Pertanian 21 Juni, pada saat yang sama kita juga mengenang berpulangnya sang Bung Besar, Presiden Soekarno yang dikenal paling dekat dan turut memuliakan petani.
Kiranya, para pemimpin bangsa kita hari ini dapat belajar banyak dari relasi Soekarno dengan para petani tempo dulu.
Akhir kata, selamat merayakan Hari Krida Pertanian 21 Juni untuk petani khususnya dan umumnya semua pihak yang terlibat dan mencari nafkah di sektor pertanian.
Semoga kita semua semakin militan menjalani hidup. Tabe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H