Tak seperti biasanya, tahun ini pohon cengkeh di kebun kami berbunga (bukan berbuah) lebih cepat atau lebih awal.
Galibnya, pohon cengkeh baru berbunga sekitar awal bulan Mei. Sehingga pada akhir Juli atau awal Agustus petani sudah bisa memanen. Tapi tahun ini tidak. Pohon cengkeh sudah mulai berbunga pertengahan Maret 2021.
Di tempat saya misalnya, Manggarai, Flores, pada tahun 2020 kemarin pohon cengkeh baru menunjukkan tanda-tanda berbuah sekitar pertengahan bulan Mei. Dan baru bisa dipanen bulan September sampai akhir Oktober.
Proses pembuahan hingga pemanenan di setiap daerah/wilayah di tanah air memang berbeda-beda. Ya, selain karena perbedaan topografi, kondisi tanah dan iklim, juga karena dipengaruhi oleh sebab lain yang sifatnya teknikal, seperti cara menanam, memupuk, merawat dan seterusnya.
Begitu juga dengan musim berbuah. Semisal, jika di Bali dan Sulawesi bunga cengkeh bisa dipanen dua kali dalam kurun waktu setahun (Januari dan September), namun tidak demikian dengan kami di Flores dan tempat-tempat lain yang hanya sekali (Agustus). Mungkin hal inilah yang dinamakan dengan keunggulan komparatif.
Selain dipengaruhi oleh beberapa indikator tersebut di atas tadi, juga karena masih berkorelasi dengan usia produktif pohon, kesehatan batang-akarnya, kesuburan tanah dan vegetasi tanaman.
Semua hal ini, saya pikir, sudah bisa diprediksi oleh semua petani cengkeh yang tahu betul kondisi tanaman cengkehnya.
Adapun mengenai alasan di balik pohon cengkeh berbuah lebih cepat tahun 2021 ini, saya pikir karena dipicu oleh 2 (dua) sebab berikut, antara lain:
Pertama, faktor iklim/cuaca. Memasuki tahun 2021 ini cuaca memang cukup bersahabat di bumi Flobamora (akronim nama-nama pulau di NTT). Hujan turun cukup intens dan diimbangi dengan intensitas sinar matahari yang cukup.