"Neraka semakin terang terlihat dari posisi saya berpijak", inilah kalimat yang saya pikir cukup pararel untuk mendeskripsikan kondisi ruas jalan Pacar-Bari-Rego yang rusak parah mirip kubangan kerbau.
Saya sangat jengkel sekali karena lokasi jalan yang rusak ini berada dekat dengan kebun cengkeh saya di Desa Nawor, Kecamatan Pacar, Manggarai Barat, Flores.
Bagaimana tidak jengkel, sudah hampir satu dekade dan/atau dua periode jalan ini sama sekali tidak pernah diperbaiki dan diperhatikan oleh pemerintah daerah (Pemda).
Setidaknya, potret kondisi jalan rusak ini menggambarkan bagaimana kacau balaunya birokrasi dan pola pembangunan di Manggarai Barat sejauh ini. Menyedihkan memang.
Bila sejenak kita membaca gambar (lihat foto ilustrasi di atas), tentunya ruas jalan tersebut jauh dari kelayakan untuk dipakai dan dilewati oleh kendaraan. Baik itu kendaraan roda dua maupun empat.
Tapi apa mau dikata, ruas jalan berlumpur dan tanjakan tersebut adalah jalan penghubung satu-satunya dari dan menuju ke Kecamatan tetangga. Mau tak mau masyarakat di dua kecamatan, Pacar dan Macang Pacar, tetap menggunakan jalan tersebut sebagai akses penghubung.
Beberapa waktu yang lalu, misalnya, saya sempat melimpir ke sana. Karena menurut cerita orang, kondisi jalan tersebut sudah berlumpur dan tambah parah.
Dan benar saja, kondisi jalannya sudah 100% tak layak dilewati kendaraan. Banyak pula otto (sebutan untuk angkutan umum) yang macet di tanjakan berlumpur itu. Ya. Sopir mana yang tidak kelabakan bila dihadapkan dengan medan neraka seperti ini?
Bisa dikatakan, gambar yang saya ambil di atas hanya satu titik dari sekian banyaknya jalan rusak yang tersebar di reksa wilayah Kecamatan Pacar.
Tidak pernah ada perbaikan
Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, bahwa ruas jalan ini memang tidak pernah diperbaiki. Padahal ruas jalan ini acapkali dijadikan komoditas jualan oleh para caleg dan/atau bakal calon bupati ketika berkampanye ke desa-desa sekitar.