Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sisi Jahat "Kakar Tana", Menculik dan Melampiaskan Nafsu Seksualnya kepada Manusia

17 Agustus 2020   22:32 Diperbarui: 28 Agustus 2020   04:58 2787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon angker (Pixabay)

***

Adalah sebuah ironi karena mayoritas korban yang berhasil diculik oleh Kakar Tana rata-rata adalah laki-laki. Hampir tidak pernah menyasar perempuan.

Labih lanjut, menurut orang-orang tua di kampung, Kakar Tana menculik korbanya untuk diperkosa. Hal ini seturut pengakuan para korban yang setelah di culik, mereka merasa nyeri pada alat kelaminnya.

Dalam hal ini, saya mengambil satu contoh kasus penculikan oleh Kakar Tana terhadap salah seorang warga di Desa Sowang, Kecamatan Pacar, Manggarai Barat, pada 2011 silam.

Sebut saja namanya Rafael (bukan nama sebenarnya). Rafael yang adalah seorang pemuda ini di culik dan disembunyikan di hutan oleh Kakar Tana hampir dua hari lamanya.

Sewaktu itu, Rafael bersama teman-temannya pergi mencari kayu bakar di hutan yang cukup jauh dari desa. Setiba di hutan, Rafael memilih jalan lain dengan teman-temanya. Entah mencari ranting kering pada pokok pohon yang berbeda.

Setelah teman-teman yang lain selesai mencari kayu dan memutuskan untuk pulang, saat itulah Rafael kehilangan jejak. Seketika dipanggil, dia tak menyahut. Begitupun ketika para temanya memutuskan untuk mencari disekeliling. Namun tidak ketemu.

Secepat cahaya, teman-temanya pulang dan mengabarkan berita kehilangan Rafael itu ke penduduk desa. Air mata berlinang keluarga Rafael tak mambu di bendung seketika mendengar cerita itu.

Pihak keluarga lantas menemui tua adat untuk mengkonfirmasikan berita kehilangan itu. Dan setelahnya dilakukan pencarian secara beramai-ramai. Tapi karena keburu malam, pencarian itu dilanjutkan keesokan harinya.

Si Rafael baru diketemukan oleh warga sehari setelahnya pada jam tiga sore. Dia seperti orang mabuk dan hampir tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Mirip orang yang kena hipnotis. Bajunya kusut dan kotor, rambutnya acak-acakan. Setelah sadar dia mengeluh ada rasa nyeri dibagian kelaminya.

Setiba di rumah, Rafael pun segera dimandikan dan pihak keluarga langsung mengadakan acara keti manuk miteng (membuang sial). Hingga setelah melakukan ritual tersebut, Rafael kini hidup seperti biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun