Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beberapa Kompasianer Mengeluhkan Kisutnya Harga Cengkeh

10 Agustus 2020   16:58 Diperbarui: 11 Agustus 2020   05:10 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cengkeh kering (Gambar: Kompasianer/Ibu Fatmi Sunarya)

Saya juga melihat, ungkapan beliau "wangi cengkeh tak sewangi buah alpukat" adalah sebuah ungkapan kekecewaan sekaligus meyangsikan harga cengkeh yang tak kunjung membaik.

Selebihnya, saya sepakat dengan Ibu Fatmi dan Nenek Nursini untuk sementara ini menyimpan hasil panen sembari menunggu harga jual yang baik.

Menyortir cengkeh. Adalah aktivitas memisahkan bunga cengkeh dari gagangnya (Gambar Kompasianer/Nenek Nursini Rais)
Menyortir cengkeh. Adalah aktivitas memisahkan bunga cengkeh dari gagangnya (Gambar Kompasianer/Nenek Nursini Rais)

Menaksir Harga Cengkeh

Memasuki awal tahun hingga pertengahan tahun 2020 ini, harga cengkeh sedemikian terjun bebas. Berbeda dengan tahun 2019 kemarin yang harganya masih bersahabat. Yakni, produk kering di angka Rp 93.000 per kg dan basah Rp 40.000 per kg.

Lebih daripada itu, bila menaksir penyebab di balik terjungkalnya harga cengkeh tahun ini, kurang lebih disebabkan oleh beberapa lasan berikut;

Pertama, karena ulah pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas barang dan jasa. 

Kedua, karena perusahaan rokok dalam negeri sedang membatasi produksinya. Tentu saja situasi ini berdampak pada petani cengkeh, mengingat hampir 93% hasil cengkeh dari petani lokal di serap untuk memenuhi kebutuhan perusahaan rokok dalam negeri.

Dan ketiga, karena struktur pasar yang tidak adil. Lebih tepatnya, karena politik dunia usaha kapitalis yang kurang fair. Di sinilah pentingnya negara hadir. Tentu dengan menggunakan instrumen kekuasaannya untuk ikut mengawasi harga cengkeh dipasaran.

Atau dengan kata lain, negara menjadi mediator antar petani dan pengusaha. Sehingga petani tidak melulu menjadi pihak yg dirugikan.

Pendek kata, sebagai petani cengkeh, tentunya saya menaruh harapan yang tinggi bahwasannya, beberapa bulan ke depan harga jual cengkeh kembali membaik. Dengan demikian, nadi ekonomi kembali berdenyut di kalangan petani cengkeh Tanah Air.

Semoga saja. Salam cengkeh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun