Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

5 Butir Cengkeh Itu Rahasia Mama

4 Agustus 2020   03:04 Diperbarui: 12 Agustus 2020   10:58 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang meraba-raba dalam gelap dan menaksir kapan berakhirnya pandemi Covid-19 ini. Ada yang bilang bulan September, Desember bahkan Februari tahun depan. Entahlah, sulit dipastikan.

Tak pelak, akibat virus corona yang masih menggurita di luar sana, membuat masyarakat kita hidup dalam kecemasan dan ketakutan hebat lantaran korban virus ini masih berjatuhan dimana-mana. Bahkan per Agustus 2020 ini, jumlah yang terpapar sudah 100.000-an jiwa.

Padahal para punggawa negara kita sudah mengambil tindakan konkret dengan sejumlah kebijakan untuk wajib menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak/fisik dan sebagainya.

Itu bentuk kebijakan preventif yang sangat tepat mengingat penyebaran virus corona bisa sangat bergantung pada perilaku dan pergerakan orang. Dengan cara demikian, manusia tidak tertular dan menularkan virus itu kepada yang lain. 

Tapi toh, sederet usaha ini tidak efektif untuk menekan jumlah penderita Covid-19 di Indonesia. Buktinya, kian hari pasien Covid-19 jumlahnya kian melambung.

****

Lebih lanjut, selama kami sekeluarga beberapa bulan terakhir ini di rumah saja dan menerapkan protokol kesehatan, ada beberapa kebiasaan kami yang dirasa banyak yang berubah dari sebelumnya. Yakni, anatara lain mulai membatasi kunjungan tamu, bepergian keluar, menjaga kebersihan hingga menjaga pola makan.

Dari sederet kebiasaan yang berubah tersebut, yang paling saya senangi ialah masakan Mama saya tercinta yang semakin kesini makin lezat saja.

Bahwasannya ini bukan pengakuan saya sepihak, lantaran Bapa beserta adik-adik saya juga turut merasakan hal yang sama. Berkenaan dengan itu, beberapa minggu yang lalu kami menjuluki Mama sebagai chef terbaik abad ini.

Seminggu yang lalu, sesaat berkumpul bersama di pendopo rumah, saya bertanya kepada Mama perihal tip olah rasa masakannya yang sedap itu;

"Akhir-akhir ini mamasakan Mama enak sekali ow? Ada racikan/ramuan khusus ko, Ma?", timpal saya kepada beliau saking penasaran.

Namun, Mama hanya tersenyum kecut. Entah, senyum petanda apalah itu (?), susah di tebak.

Karena pada dasarnya, selama ini nafsu makan kami sekeluarga meningkat.

Saya juga sempat berpikir; "apa mungkin selama di rumah saja beliau belajar masak barangkali ya?"

Persisnya saya menanyakan hal ini sekali itu saja. Setelahnya saya enggan menanyakannya hal serupa ihwal saya beranggapan bahwa, toh itu kan urusan orang dapur dan tidak begitu urgent untuk kami anak laki-lakinya yang nota bene buta soal bumbu-bumbuan. Hehehe

Akan tetapi, begitu kami sekeluarga hendak berpamitan tidur dan menuju kamar masing-masing kemarin malam, di depan pintu kamar Bapa membocorkan rahasia masakan Mama itu kepada saya.

Bapa lalu membisikan sesuatu di gendang telinga saya; 

"Selama ini Mamamu mencampuri sayur dan lauk lainnya dengan 5 butir cengkeh".

"Aduh.. Mama sayang ee. Begitu ko, Pa" gumam saya dalam hati. "Oh Oke, baik sudah" Jawab saya kepada Bapa

****

Tadi pagi seperjumpaan di dapur dengan Mama, saya lalu melontarkan kalimat rada-rada iseng kepada beliau yang sementara masak;

"Ma, jangan lupa cengkehnya ditaruh 6 saja e. Biar afdol dengan dengan angka genap"

"Hahaha. Hae, kamu tahu dari mana jika Mama mencampuri sayur dengan biji cengkeh" pekiknya

"Ae ow.. Itu rahasia saya, dong" Jawab saya, sambil berlalu dengan sepeda motor ke kebun.

Tibalah saatnya ketika makan malam bersama tadi, dengan penuh semangat Mama mulai terbuka dengan kami perihal rahasia masakannya selama beberapa bulan terakhir ini; 

"Itu caranya Mama to anak. Itu rahasianya Mama" katanya

Mama seakan berkampanye di depan kami anak-anaknya. Beliau semakin pede karena terekspresi rasa bangga dan ingin tahu dari kami.

Si Mama berkhotbah sangat menarik. Beliau mengatakan bahwa sebagai ibu dan orang tua, pasti akan selalu berjuang memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya, kepada keluarga.

"Selain itu, masakan orang tua adalah media untuk menyalurkan cinta, perhatian, dan kasih sayang. Lezatnya makanan yang dicicip sangat bergantung pula pada hatiku. Olahan dengan hati dan pemberian dengan hati pula maka Covid-19 tidak dapat menjangkiti kita" Tutupnya.

Setelah Mama berpetuah panjang lebar, saya juga baru sadar bahwa, benar, karena suatu sisi cengkeh punya khasiat meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah pilek. Hahaha(*)

Salam Cengkeh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun