Karena hingga dipenghujung masa jabatan 2020 ini, banyak janji/program yang belum dikonkritasikan. Entah, mungkin sudah dilupakan. Atau malah bakal dijadikan komoditas jualan pada kampanye pilkada Desember mendatang. Entahlah.
Adalah sebuah fakta bila sudah terpilih, janji itu seperti bunyi kentut yang berlalu begitu saja. Belum lagi untuk sekadar 'say hallo' dengan rakyat, sudah jual mahal.
Kendati, fenomena politik seperti ini memang sudah biasalah terjadi di negeri ini ya. Nggak bikin kita kaget lagi pastinya.
****
Saya punya pengalaman menarik belum lama ini. Ya, kurang lebih seminggu yang lalu tepatnya. Persis ketika tengah hari, saat kami turun dari atas pohon cengkeh untuk beristirahat makan siang.
Tetiba saja beberapa orang datang menyambangi kami. Kebetulan kebun cengkeh saya letaknya persis didekat jalan raya.
Dari jauh saya sudah bisa menebak, oh, rupanya mereka itu tim sukses si pak nganu, salah satu kandidat kuat yang bakal ikut dalam kontestasi pilkada di Kabupaten saya.
Oke, saya menyambut mereka dengan baik. Saking ramahnya juga, saya mengajak mereka makan bareng. Untung saja mereka menolak. Entah, mungkin mereka tahu kalau saya sekadar basa-basi saja. Kendati ukuran nasinya nggak cukup. Wkwkwk
Mereka itu kebetulan teman saya juga. Ya, malah sering jumpa setiap hari. Wong ada yang tinggalnya sedesa kok.
Pendek kata, mereka bercerita banyak tentang bosnya. Apa visi-misi, prestasi, dan sebagainya. Sebagai orang awam, kami manggut-manggut saja. Yah, begitulah biar kesannya baik.
Mungkin mereka tahu bahwasannya kami sedang bekerja dan diburu waktu, akhirnya mereka pamit pulang. Tapi sebelum itu, mereka memberi kami 2 bungkus rokok. Entah, mungkin sebagai kompensasi atas waktu kami yang terbuang untuk mendengar coletahan mereka itu. Hahaha