Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Penti", Upacara Syukuran Panen Orang Manggarai

10 Juli 2020   18:54 Diperbarui: 11 Juli 2020   23:52 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu rumah adat Gendang di Bangka Tuke, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Sabtu (23/4/2016). (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR)

Dalam tataran kehidupan agraris orang Manggarai, terdapat 3 (tiga) jenis ritual adat yang sifatnya berkesinambungan dan waktu pelaksanaannya berbeda-beda.

Ke tiga ritual itu yakni;

  1. Benso Rasi, ritual yang berkaitan dengan masa awal bercocok tanam
  2. Randang, ritual yang berkaitan dengan masa panen; dan
  3. Penti, upacara syukuran panen.

Pada dua artikel sebelumnya, saya telah memaparkan bagaimana jalannya prosesi ritual Benso Rasi dan Randang itu. 

Pendek kata, kedua ritus ini umumnya memiliki kesamaan dalam tata upacaranya. Di mana keduanya sama-sama diselenggarakan di kebun, dan mengikutsertakan beberapa hewan kurban untuk di sembelih. 

Perbedaan ke-2 ritual ini hanya pada kalimat tudak/ torok (rapalan doa) si tua golo (tua adat) yang  berlaku sebagai penutur.

Sementara puncak dari kedua ritual ini adalah diselenggarakannya upacara Penti (syukuran panen). 

Meski secara esensinya sama dengan ritual Benso Rasi dan Randang yaitu mengucap syukur kepada Mori Jari Dedek (Tuhan Sang Pencipta), arwah nenek moyang dan alam, atas jeri payah yang telah diberikan dan diperoleh selama kurun waktu beberapa tahun.

Upacara Penti

Pada dasarnya upacara Penti dilakukan seketika semua masa panen petani selesai. Persisnya di Manggarai, masa panen usai di bulan September atau Oktober.

Upacara Penti biasanya dilangsungkan sekali dalam lima tahun. Tetapi ada juga rumpun keluarga  di desa lain yang merayakannya setiap tahun. 

Hal ini dikarenakan lain kedaluan lain pula konsepnya. Atau bisa juga karena tradisi dan faktor kesanggupan (baca: ekonomi) untuk mengadakan acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun